Suara.com - Isu reshuffle kabinet pemerintahan Presiden Joko Widowo kian berembus. Bahkan bisikan-bisikan untuk mengocok ulang para menteri juga digembar-gemborkan oleh partai pengusung presiden, PDI Perjuangan.
Secara terang-terangan, Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat menyinggung menteri dari Partai Nasdem yang masih bertahan di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi. Djarot mengatakan seharusnya menteri-menteri dari Partai NasDem gentle mengundurkan diri dari kabinet.
Pernyataan Djarot terkait dengan panasnya hubungan kedua partai tersebut belakangan ini.
Menanggapi pernyataan Djarot, politikus Partai NasDem Bestari Barus menuding bahwa pernyataan Djarot hanyalah pernyataan orang yang sedang kegalauan dan kepanikan semata.
Baca Juga: Dibongkar PDIP! Ternyata Jokowi Beberapa Kali Ungkap Ingin Reshuffle Menterinya
"Ya itu kan pendapat seperti orang panik, kita juga coba dalami apa sih maksudnya gitu, karena sejak kapan kemudian, Djarot punya kapasitas atau hak untuk menyuarakan hal yang menjadi tugas dan kewenangan presiden," ujar Bestari dalam perbincangannya di stasiun televisi swasta.
"Jadi itu sama sekali ya bagi kita hanya efek dari kegalauan dari seorang Djarot terhadap situasi poliik yang berkembang kekinian," imbuhnya.
Lebih lanjut Bestari menyebutkan bahwa NasDem masih akan tetap setia bersama Jokowi hingga masa akhir jabatan di 2024 mendatang.
"Yang menjadi lucu kita ini masih konsisten untuk bersama dengan pak Jokowi sampai 2024 dan tidak ada di kita kata mundur, kalau kita mundur maka itu artinya kita khianat pada komitmen yang dibangun saat kta membangun koalisi ini," kata Bestari.
Secara tegas, Bestari menyebutkan bahwa terbentuknya koalisi di pemerintahan itu adalah karena mendukung Jokowi bukan PDIP.
"Jadi koalisi ini bukan karena adanya PDIP tapi karena kita mendukung Pak Jokowi. Jangan ada juga partai politik yang menganggap leader dan partai lain pelangkap, itu pandangan yang salah," tuturnya.