Suara.com - Tifauzia Tyassuma atau biasa dikenal dengan dokter Tifa kembali melempar sindiran pada pemerintah. Kali ini dia membandingkan kebijakan pemindahan ibu kota dengan presiden-presiden sebelumnya.
Sindiran tersebut dilemparkan oleh dokter Tifa dalam cuitannya di akun Twitter @doktertifa yang diungahh pada Jumat (6/1/2023).
"Soekarno ingin pindahkan Ibukota dari Jakarta ke Palangkaraya. Sampai 20 tahun jadi presiden, tidak jadi. Kenapa? Karena beliau cerdas," tulis dokter Tifa.
"Soeharto ingin pindahkan Ibukota dari Jakarta ke Jonggol. Sampai 32 tahun jadi Presiden, tidak jadi juga. Kenapa? Karena beliau super cerdas," imbuhnya.
Baca Juga: Rawat Ibu ODGJ 12 Tahun, Tetangga Ungkap Ayah Tiko Mantan Pejabat dan Mirip Soeharto
Menurut dokter Tifa, Soekarno dan Soehato tak jadi memindahkan ibu kota karena memiliki kecerdasan karena menganggap Jakarta adalah kota ideal.
"Siapa yang meragukan Kecerdasan Soekarno dan Soeharto? Mereka berdua pernah ingin Ibukota pindah. Tetapi tidak jadi," ungkap dokter Tifa.
"Hanya presiden cerdas yang tahu, Jakarta kota yang sangat hebat dan ideal untuk tetap jadi Ibu Kota Indonesia," tambahnya.
Cuitan dokter Tifa sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
"@DokterTifa, saya bingung dengan runtutan logika yang dibangun dokter ini, Presiden Soekarno dan Soeharto ingin pindahkan ibukota. Tidak jadi. Kesimpulan: karena cerdas. Jadi waktu beliau-beliau itu berkeinginan untuk pindahkn ibukota, tidak cerdas dong?" komentar warganet.
Baca Juga: Selama Libur Nataru Extra Flight Soekarno-Hatta Capai 395 Permintaan
"Twittland emang ranah paling cepat dalam melontarkan pendapat. Tapi asumsi berdasarkan sentimen pribadi semacam ini jangan dibiasakan," imbuh warganet lain.
"Ini sesat pikir namanya," tambah lainnya.
"Aduhh dok mending bersihkan dulu hatinya. Biar enggak jadi malu," tulis warganet di kolom komentar.
"Logikanya aneh ini," timpal lainnya.
Profil Dokter Tifa
Berdasarkan penelusuran Suara.com pada akun media sosial dokter Tifa, nama lengkap dokter tersebut adalah Tifauzia Tyassuma.
Dokter Tifa kini berprofesi sebagai kepala Alhina Institute, sebagaimana yang tercantum di profil LinkedIn miliknya. Ia menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Gadjah Mada. Ia mendapat gelar PhD untuk Molecular Epidemiology dari Universitas Indonesia.
Sebelum menjabat kepala di Alhina Insitute, dokter Tifa menjabat Executive Director di Center for Clinical Epidemiology & Evidence RSCM Jakarta. Tifa mengemban jabatan tersebut sejak 2009.
Ia juga mengemban jabatan Sekretaris Jenderal untuk Indonesian Clinical Epidemiology & Evidence-Based Medicine Network sejak 2010 silam.