Suara.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ikutan ditantang netizen soal pembangunan masjid mewah.
Viralnya perdebatan soal Ridwan Kamil membangun masjid Al Jabbar yang menelan biaya Rp 1 triliun menggunakan APBD.
Seorang warganet pun menyentil Gibran untuk membuat program serupa di wilayah pimpinan putra sulung Presiden Jokowi tersebut.
"Mas nggak mau bikin masjid 1 triliun juga pakai dana APBD?" tanya seorang warganet.
Tak mau kalah tertantang, Gibran langsung memamerkan masjid megah 'hasil karya' kerjasama Pemerintah Kota Solo dengan Uni Emirat Arab.
"Udah ada," jawab Gibran sambil memamerkan foto Masjid Sheikh Zayed.
Menyadur dari website resmi Pemerintah Kota Solo, Masjid Sheikh Zayed dibangun lantaran Pemerintah UEA memang berencana mendirikan replika Masjid Sheikh Zayed Grand Mosque di Kota Solo.
Masjid megah ini merupakan pemberian dari Pangeran UEA untuk Presiden Jokowi. Masjid ini terletak di Surakarta tepatnya di lahan bekas Depo Pertamina di Jalan Ahmad Yani, Gilingan, Banjarsari, Solo. Masjid ini juga menjadi simbol kerjasama dan persahabatan Indonesia dan UEA.
Masjid Raya Sheikh Zayed ini merupakan masjid yang berada di bawah arahan kontraktor PT Waskita Karya. PT Waskita Karya (Persero) Tbk adalah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang jasa konstruksi, industri, real estate, dan perdagangan.
Baca Juga: Syekh Ali Jaber Sebut Habiskan Biaya Besar untuk Hiasi Tempat Ibadah adalah Kebiasaan Orang Yahudi
Masjid ini sangat luas hingga mencapai 8.000 meter persegi. Kawasan masjid ini terbagi menjadi bangunan inti masjid, ruang VIP, perpustakaan yang luasnya mencapai 20 meter persegi serta basement untuk wudhu putra dan putri.
Masjid Raya Sheikh Zayed mampu menampung hingga 10 ribu orang. Pasalnya, masjid ini berdiri di lahan seluas 3,6 hektare. Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa mengatakan masjid ini mampu menampung hingga 10 ribu orang.
Kehadiran pemimpin negara Arab tersebut berkaitan erat dengan sumber dana pembangunan masjid. Pasalnya biaya pembangunan hingga lebih dari Rp300 miliar tersebut berasal dari Pemerintah Uni Emirat Arab.
Selain untuk salat, masjid ini juga dapat digunakan sebagai acara pengajian dan wisata religi.
Sebelumnya, Masjid Raya Sheikh Al Zayed masuk dalam salah satu masjid termegah di Indonesia. Lalu kemudian Jawa Barat meresmikan Masjil Al Jabbar yang diarsiteki Ridwan Kamil.