Nyelekit, Fahri Hamzah Kritik Manuver NasDem Calonkan Anies Baswedan: Tiba-tiba Jadi Partai Islam, Lucu!

Jum'at, 06 Januari 2023 | 14:11 WIB
Nyelekit, Fahri Hamzah Kritik Manuver NasDem Calonkan Anies Baswedan: Tiba-tiba Jadi Partai Islam, Lucu!
Politisi Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah menyebut Papua sebagai alternatif lokasi yang paling pas dijadikan ibu kota baru Indonesia (akun instagram @fahrihamzah).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah, begitu mencuri perhatian belakangan ini. Pasalnya Fahri tak ragu mengkritik berbagai manuver politik yang terjadi jelang Pemilu 2024, termasuk rencana pencapresan Anies Baswedan oleh Partai NasDem.

Salah satu yang dipermasalahkan Fahri adalah pencapresan Anies dapat melanggengkan polarisasi di tengah masyarakat.

"Rakyat itu jangan diantarkan kepada ketegangan perasaan, politik identitas, agama, suku, ini harus dihapus," jelas Fahri, dikutip dari kanal YouTube Macan Idealis, Jumat (6/1/2023).

"Pindahkan ini kepada ketegangan gagasan, gimana urus negara, gimana menebar kesejahteraan, menegakkan sistem keadilan, memberantas korupsi, menegakkan hukum, memperbaiki kepolisian, dan seterusnya," sambungnya.

Baca Juga: Cek Fakta Anies Baswedan Daftar Kartu Prakerja Karena Jobless, Ini Momen dan Kejadian Aslinya

Anies Baswedan bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di HUT ke-11 Partai Nasdem di JCC, Jakarta, Jumat (11/11/2022). (ist/ dok IG @aniesbaswedan)
Anies Baswedan bersama Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di HUT ke-11 Partai Nasdem di JCC, Jakarta, Jumat (11/11/2022). (ist/ dok IG @aniesbaswedan)

Hal itulah yang membuat Fahri kurang setuju dengan pencapresan Anies oleh Partai NasDem, alih-alih mempermasalahkan Anies secara individu.

"(Mereka) berasumsi bahwa massa emosi itu harus dikonsolidasi kembali, menjadi massa dari seorang calon, itu yang saya tentang," tegasnya.

Karena itulah Fahri berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatur mekanisme agar partai-partai memperkenalkan terlebih dahulu konsep dan visi-misi mereka alih-alih langsung menggandeng bacapres.

"Sekarang tiba-tiba NasDem jadi partai Islam, kan lucu gitu lho. Lha terus kemarin ngapain aja lu bos? Jangan gini dong, kan capek kita kalau kayak begini," tutur Fahri.

Fahri tidak mempermasalahkan bila Partai NasDem sudah mantap menggandeng Anies. "(Tapi) yang lain juga dong, sehingga dalam kontestasi ini gagasannya akan ditentang (diperdebatkan) orang," kata Fahri.

Baca Juga: Belum Juga Deklarasikan Anies Baswedan dan Wakilnya, Koalisi Nasdem, Domokrat dan PKS Jalan di Tempat?

Ketua DPP Partai Gerindra Vasco Ruseimy selaku pembawa acara lantas mengungkit soal sepak terjang Partai NasDem yang sebelumnya mendukung Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.

"Rakyat Indonesia ini cepat lupa ya. Dulu ada sebuah partai yang mendukung penista agama, sekarang didukung karena (mengusung Anies)," ujar Vasco.

Momen akrab Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Rakernas APPSI disorot. (Twitter/@ganjarpranowo)
Momen akrab Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan di Rakernas APPSI disorot. (Twitter/@ganjarpranowo)

Hal inilah yang kemudian diamini Fahri sebagai bentuk politik berbasis perasaan. "Begitu Anda menguat di perasaan ini, akan ada konsolidasi menguat di perasaan (lain)," terang Fahri.

"Makanya saya bilang, ekstrem kanannya Anies, ekstrem kirinya Ganjar. Karena di belakang Ganjar itu juga takut (terhadap kubu Anies). Terus ini apa? Perasaan, menemukan simbol," imbuhnya.

Fahri kemudian mengungkit perannya dalam membentuk kabinet rekonsiliasi yang berujung dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masuk ke kabinet Presiden Joko Widodo.

"Harusnya rekonsiliasi itu dirawat, tapi rupanya kan tidak selesai, ekstremnya masih ada," tandasnya, yang dalam hal ini diduga dimanfaatkan oleh Partai NasDem dan Anies untuk mendulang massa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI