Akhir Konflik Keluarga Keraton Solo: Dua Kubu Bertemu, Sepakat Damai

Jum'at, 06 Januari 2023 | 11:05 WIB
Akhir Konflik Keluarga Keraton Solo: Dua Kubu Bertemu, Sepakat Damai
Ilustrasi Keraton Solo (Harindabama.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluarga Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo yang lama berkonflik, yakni Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) GKR Wandansari Koes Moertiyah (Gusti Moeng) dan Raja Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat SISKS PB XIII Hangabehi akhirnya bertemu pada Selasa (3/1/2023) di Sasana Narendra Keraton Solo, Jawa Tengah.

PB XIII datang bersama Permaisuri GKR Pakubuwana XIII. Sementara itu, Gusti Moeng diantar oleh Putra Mahkota Keraton Solo, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Purbaya. Adapun pertemuan itu dijembatani kerabat Keraton Solo, Kanjeng Raden Ayu (KRAy) Herniatie Sriana Munasari.

Satu hari setelah pertemuan tersebut, keluarga Keraton Solo itu bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Rabu (4/1/2023) siang. Jamuan makan siang bersama diadakan di Loji Gandrung dan menjadi momen berakhirnya konflik 

Dua Kubu Sepakat Berdamai

Baca Juga: Gibran Tegaskan Keraton Kasunanan Surakarta Belum Masuk Titik Prioritas Pembangunan di Solo

Pertemuan itu membuka lembar baru bagi pengelolaan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. GKR Wandansari Koes Moertiyah dan SISKS Paku Buwono XIII Hangabehi menyatakan mereka sepakat untuk berdamai. Dalam hal ini, seluruh keluarga besar juga akan turut serta.

Permaisuri menambahkan, masalah antarkeluarga yang sebelumnya sempat menyita atensi masyarakat sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Semua pihak kini telah setuju untuk membantu PB XIII dalam mengelola keraton.

Ketua LDA GKR Wandansari Koes Moertiyah juga mengucapkan terima kasih atas undangan jamuan makan siang dari Pemkot Surakarta. Upaya itu disebutnya progresif lantaran mampu meredam konflik internal yang terjadi sejak 2012.

Segera Bentuk Tim Revitalisasi

Dalam acara jamuan tersebut, GKR Paku Buwono meminta Pemkot untuk segera merevitalisasi Keraton Solo karena Sinuhun telah memberikan izin. Sementara itu, Gusti Moeng mengatakan, Gibran sudah mempresentasikan program tersebut.

Baca Juga: Ajukan Syarat untuk Revitalisasi Keraton Solo, Gibran: Semua Keluarga Besar Setuju

Gibran kemudian menanggapi jika proses revitalisasi memerlukan adanya sinergi antar Pemkot Solo dan keraton. Ia pun mengusulkan pembentukan tim kecil dalam waktu dekat untuk menyiapkan rencana ini.

Tim kecil itu, lanjut Gibran, akan berperan menyiapkan pelaksanaan revitalisasi dengan menggandeng berbagai pihak. Mulai dari Pemerintah Kota Surakarta, seluruh kerabat keraton, pemerhati cagar budaya, hingga sejarawan.

Namun, target waktu terbentuknya tim tidak disebut secara rinci. Terlebih pada tahun ini, anggaran dari pelat merah masih belum tersedia. Gibran menuturkan dana APBD dan APBN telah final, sehingga proses revitalisasi masih perlu menunggu.

Sisakan Laporan Dugaan Penganiayaan dan Pencurian

Perdamaian Keraton Kasunanan Solo menyisakan sejumlah aduan dan pelaporan dugaan penganiayaan dan pencurian. Pihak Raja Keraton Kasunanan Solo Sri Susuhunan Pakubuwana XIII (PB XIII) dan pihak LDA memang sempat melapor ke Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo.

Terkait kasus yang tengah diselidiki ini, KGPH Purbaya menjelaskan pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah korban. Sementara itu, Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi, mengatakan tim kepolisian akan melakukan upaya restorative justice.

Adapun pelaksanannya sesuai arahan dari Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ahmad Luthfi. Di sisi lain, Iwan menuturkan, sejumlah anggota Polresta Solo masih berjaga di kawasan Keraton Kasunanan.

Penyidik dari Satreskrim Polresta Solo sebelumnya juga sempat mendatangi Kamandungan Keraton. Tujuannya untuk melakukan olah TKP dan memeriksa sejumlah saksi atas pelaporan kasus tersebut.

Kontributor : Xandra Junia Indriasti

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI