Suara.com - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menilai bahwa PDIP tak seharusnya khawatir dengan sistem Pemilu proporsional terbuka. Sistem proporsional terbuka dianggap lebih sesuai dengan sistem politik yang demokratis.
"PDIP harusnya tak perlu khawatir dengan sistem proporsional terbuka selama dua itu dipenuhi. PDIP mampu menyusun caleg yang kualitasnya setara dan mengharamkan politik uang pada calegnya," kata Jamiluddin kepada wartawan, Kamis (5/1/2023).
Jamiluddin mengatakan, memang sistem pemilu proporsional tertutup akan menguntungkan PDIP, lantaran dengan sistem itu kader terbaiknya akan dapat lolos ke Senayan.
Menurutnya, perhitungan tersebut ada benarnya bila urutan caleg yang diajukan di setiap daerah pemilihan atau dapil hanya sebagian kecil yang berkualitas. Sementara caleg lainnya hanya pelengkap untuk memenuhi kuota di dapilnya.
"Dalam komposisi caleg demikian, tentu partai lebih mengharapkan sistem proporsional tertutup. Partai akan lebih yakin dapat mengantarkan caleg terbaiknya terpilih dengan menempatkan diurutan pertama dan kedua. Sementara yang tidak potensial ditempatkan diurutan berikutnya," tuturnya.
"Namun kehawatiran itu dapat diatasi bila dalam menyusun caleg di suatu Dapil kualitasnya setara. Dengan begitu, siapa pun yang terpilih tentu sudah memenuhi standar yang diharapkan partai," sambungnya.
Selain itu Jamiluddin menyampaikan soal kekhawatiran PDIP dengan sistem pemilu proporsional terbuka adanya politik uang, hal itu dianggap masih bisa diatasi jika setiap partai mengharamkan praktik kotor tersebut.
"Kekhawatiran adanya politik uang, tentu dapat diatasi bila setiap partai mengharamkan hal itu. Partai akan memberi sanksi berat bila ada calegnya yang melakukan politik uang. Dengan begitu, politik uang dapat diminimalkan. Apalagi kalau Bawaslu juga dapat bekerja maksimal menindak caleg yang melakukan politik uang," tuturnya.
Lebih lanjut, Jamiluddin menyarankan agar PDIP mempertimbangkan kembali soal dorongan sistem pemilu dengan proporsional tertutup. Menurutnya, sistem proporsional terbuka juga jauh lebih demokratis.
Baca Juga: PDIP Ngebet Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Elite Golkar Malah Bilang Begini
"Hal itu perlu dipertimbangkan PDIP, sebab sistem proporsional terbuka jauh lebih demokratis daripada sistem tertutup. Sistem proporsional terbuka lebih sesuai dengan sistem politik yang demokratis, sebagaimana yang sudah disepakati semua anak bangsa," ujarnya.