Panas Dingin Hubungan PDIP dan NasDem di Tengah Isu Reshuffle, Saling Lempar Sindiran

Kamis, 05 Januari 2023 | 15:06 WIB
Panas Dingin Hubungan PDIP dan NasDem di Tengah Isu Reshuffle, Saling Lempar Sindiran
Presiden RI Jokowi bersama Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wacana reshuffle atau perombakan kabinet Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin mencuat dalam beberapa waktu terakhir. Kemunculan wacana tersebut seperti membuka tabir panas dinginnya hubungan antara PDI Perjuangan dan Partai Nasdem.

Sejak wacana reshuffle tersebut menguat, konfrontasi kedua partai tersebut seakan semakin terbuka. Padahal, keduanya adalah sama-sama partai pendukung pemerintah dan pernah bekerja sama pada Pilpres 2014 dan 2019 lalu untuk mengantarkan Joko Widodo ke kursi RI 1.

Kini PDI Perjuangan secara blak-blakan meminta dua menteri dari Nasdem yang menjabat di kabinet Jokowi untuk diganti. Hal itu menyusul sinyal-sinyal reshuffle yang diberikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

Diduga, sikap keras PDI Perjuangan pada Nasdem tak terlepas dari manuver politik partai besutan Surya Paloh itu jelang Pilpres 2024, dimana partai tersebut telah terang-terangan mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presidennya.

Baca Juga: Memanas! Desakan Reshuffle Pada Jokowi Saat PDIP Dan NasDem Saling Serang

PDIP dorong menteri Nasdem mundur

Dorongan agar menteri Nasdem mundur dari kabinet disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat beberapa waktu lalu.

Dua menteri yang disoroti Djarot adalah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

"Satu kinerjanya, dua termasuk partainya. Kalau memang gentle betul sudah seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya lebih baik mengundurkan diri," kata Djarot di kantor pusat DPP PDIP, Selasa (3/1/2023).

Menurut Djarot, Syahrul Yasin Limpo telah gagal memenuhi keinginan Presiden Jokowi yakni berdaulat secara pangan. Pasalnya Yasin Limpo pernah megambil langkah impor beras hingga 500 ribu ton.

Baca Juga: Elite NasDem Pede Soal Kualitas Tiga Menterinya yang Terancam Didepak dari Kabinet Jokowi: Publik Tak Meragukan!

Food estate yang menjadi tanggung jawab Kementerian pertanian juga tak luput dari kritik Djarot. Menurut dia, dalam program tersebut, sebagian budidaya tanaman berskala besar telah gagal.

"Termasuk setiap musim tanam, kita pasti mengalami kelangkaan pupuk. Para petani kalo saya ketemu di dapil itu kenapa harga pupuk subsidi itu mahal," ucap Djarot.

Anies Baswedan jadi batu sandungan Nasdem

Selain mengkritik kinerja menteri dari Partai Nasdem, ternyata faktor Anies Baswedan juga diduga jadi pemicu PDI Perjuangan meminta dua menteri Nasdem tinggalkan kabinet.

"Juga terkait dengan partai NasDem yang sudah mendahului mendeklarasikan calon presidennya," ucap Djarot.

Ucapan senada juga disampaikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Menurut dia, sikap Nasdem di DPR RI berubah setelah partai tersebut mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presidennya.

Menurut Hasto, manuver Nasdem tersebut mengganggu soliditas partai-partai pendukung pemerintahan Jokowi-Maruf.

"Kami menerima laporan-laporan juga dari DPR bahwa pasca pengumuman Anies Baswedan oleh partai tersebut memang ada beberapa perubahan-perubahan policy yang ada di DPR," kata Hasto di kantor pusat DPP PDIP, Selasa (3/1/2023).

Partai Nasdem angkat suara

Melihat dinamika politik yang berkembang di seputaran isu reshuffle yang kian menjalar kemana-mana, Sekjen Nasdem Johnny G Plate meminta agar tidak ada pihak-pihak yang membuat gaduh.

Sebab menurut dia, perombakan kabinet merupakan hak prerogatif presiden yang tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun.

Ia juga menyindir politisi PDIP yang meminta menteri Nasdem mundur dari kabinet layaknya bertindak seperti presiden.

Plate juga menegaskan Nasdem akan selalu mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, baik di eksekutif maupun di parlemen.

"NasDem terus memberikan dukungan pada pemerintah dan tidak akan menjadi desertir politik. Dan akan tetap konsisten dengan sikap memberikan dukungan penuh pada Pemerintahan pak Jokowi-Maruf," katanya pada awak media.

Ia juga menyindir supaya tidak ada politikus yang berupaya memengaruhi hak prerogatif presiden dalam perombakan kabinet ini.

"Jangan sampai ada 'presiden-presiden' mendadak di republik ini. Presiden dadakan yang mencoba berasumsi dirinya sebagai presiden atau memengaruhi presiden," katanya.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI