Suara.com - Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar di Bandung, Jawa Barat kini sudah rampung dilakukan. Masjid ini pun sudah menerima jamaah yang ingin melaksanakan ibadah disana. Namun, pembangunan masjid ini menemui polemik.
Pasalnya, banyak orang yang menganggap pembangunan masjid megah ini menelan banyak biaya dari APBD dan seolah "pilih kasih" dengan umat agama lain. Salah satu warganet pun mengungkap kritiknya soal Masjid Al Jabbar.
"Bikin masjid itu perbuatan mulia dengan berwakaf jadi amal jariyah. Tapi kalau masjid pakai dana APBD? Pembayar pajak itu berbagai kalangan. Akad dan niat bayar pajak bukan akad dan niat wakaf," tulis salah satu warganet.
Sontak, hal ini pun membuat Ridwan Kamil langsung merespons isu soal biaya APBD mengingat pembangunan masjid ini diketahui menelan biaya hingga Rp 1 T.
Baca Juga: Naik Rp 1,8 Triliun, Realisasi Pendapatan DKI Jakarta pada 2022 Sebesar Rp 67,3 Triliun
Kang Emil, begitu sapaan Gubernur Jawa Barat ini pun menanggapi komentar warganet dengan kepala dingin dan menjelaskan alasan dibaliknya.
"Penggunaan dana negara itu adalah kesepakatan bersama, dibahas dengan musyawarah bersama rakyat dalam forum Musrenbang. Itulah kenapa, kita memilih demokrasi. Dimana rakyat bisa menitipkan aspirasi melalui pemda atau sistem perwakilan yaitu DPR/D," tulis Emil membalas komentar warganet tersebut.
Ia pun memberikan contoh penggunaan APBD untuk pembangunan rumah ibadah agama lain.
"Masjid, Gereja, Pura semua BISA dibiayai negara selama itu disepakati eksekutif dan legislatif. Masjid Istiqlal dibiayai 7 Milyar rupiah di tahun 1961 melalui APBN. Di wilayah mayoritas kristiani APBD dialokasikan untuk gereja. Di wilayah Bali, APBD/N dipakai untuk membangun kawasan ibadah Pura" lanjut Emil.
Ia pun juga menjelaskan bahwa pembangunan masjid ini juga merupakan aspirasi dari rakyat Jawa Barat karena selama ini selalu "numpang" di Masjid Agung Kota Bandung.
Baca Juga: Selain Al Jabbar, Ini 3 Masjid Rancangan Ridwan Kamil yang Tak Kalah Ikonik
"Karena selama ini Masjid Raya Provinsi mengkudeta masjid Agung Kota Bandung. Dan itulah yang kami lakukan: memenuhi dan membangun aspirasi rakyat," ujar suami Atalia Praratya itu.
Masjid yang mulai dibangun sejak tahun 2017 itu pun kini juga mendapat sambutan baik dari warga Jawa Barat, terutama bagi mereka yng berada di luar kota Bandung.
Pembangunan yang memakan waktu sekitar 5 tahun dan mempunyai dua tahap pembangunan ini pun juga akan dipergunakan untuk kegiatan kemasyarakatan.
Kontributor : Dea Nabila