Elektabilitas Anies Merosot Terus, PDIP Ngaku Tak Heran: Itu Kognisi dari Rakyat

Chyntia Sami Bhayangkara | Sekar Anindyah Lamase
Elektabilitas Anies Merosot Terus, PDIP Ngaku Tak Heran: Itu Kognisi dari Rakyat
Anies Baswedan membahas safari politik, endorse calon presiden, sampai hubungannya dengan Presiden Joko Widodo di program Jujur-Jujuran (Rumah KD). (YouTube/Official NET News)

Elektabilitas Anies turun saat elektabilitas Jokowi naik, bukti antitesa?

Suara.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto turut menyoroti turunnya elektabilitas bakal capres NasDem Anies Baswedan baru-baru ini.

Menurut Hasto, penurunan elektabilitas Anies itu terbilang wajar. Pasalnya, elektabilitas Presiden Jokowi sedang membaik.

Lantas, fenomena tersebut dinilai menjadi bukti bahwa mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut memang menjadi antitesa Jokowi.

"Itu kognisi dari masyarakat," katanya dalam diskusi hasil survei Indikator yang disiarkan melalui virtual, Rabu (04/01/2023).

Baca Juga: Amien Rais Sebut Jokowi Telah Terpojok Dalam Dugaan Ijazah Palsu: Mudah Diseret ke Pengadilan

Padahal, menurut Hasto, selama ini sosok Presiden Jokowi membawa dampak baik bagi partai-partai koalisi pengusungnya.

Presiden Jokowi.(Biro Setpres)
Presiden Jokowi.(Biro Setpres)

Hasto lalu memberikan contoh saat Pemilu 2019 kemarin, yakni ketika PDIP berhasil membuat solid koalisi pendukung pasangan Jokowi-Maruf Amin.

"Karena figur seperti Maruf Amin itu dipercaya mampu menyatukan parpol-parpol seperti PDIP, Golkar, PKB, PPP, Nasdem untuk menyatukan diri dalam figur Jokowi dan Maruf Amin," jelas Hasto.

Tak lupa, Hasto mengingatkan bahwa momentum pemilu sendiri tidak boleh kehilangan konteks. Hal itu membawa kekhawatiran masyarakat terkait dengan kinerja perekonomian nasional.

"Kita yang harus menjadi fokus pemerintahan Presiden Jokowi. Bagaimanapun juga selain aspek dari sisi infrastruktur tetapi juga pergeseran terhadap kepuasan presiden dimana program terhadap rakyat kecil," pungkas Hasto.

Baca Juga: Ganjar: Nggak Boleh Ada Matahari Kembar, Nanti Pemimpinnya Bingung, Anak Buahnya Bingung

Adapun, survei Indikator dilakukan pada 1-6 Desember 2022 terhadap 1.220 responden yang dipilih secara acak melalui metode multistage random sampling.