Suara.com - Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengamini hasil survei Indikator Politik Indonesia yang mengatakan elektabilitas Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto meningkat seiring naiknya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo.
Menurut dia, ada korelasi atau approval rating dari kinerja Presiden Jokowi terhadap para pendukungnya.
"Mengapa elektoral mbak Puan, pak Ganjar, pak Prabowo mengalami tren kenaikan? karena approval rating dari presiden Jokowi mengalami kenaikan," kata Hasto dalam rilis survei Indikator Politik secara daring, Rabu (4/1/2023).
Di sisi lain, Hasto menilai tren elektabilitas Anies Baswedan turun seiring approval rating terhadap kinerja Presiden Jokowi naik. Hal itu, kata Hasto, menandakan jika Anies berlawanan dengan Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Terancam Dimakzulkan, Nasibnya Bisa Sama Seperti Soeharto dan Gus Dur?
"Sebaliknya, seperti pak Anies Baswedan mengalami penurunan itu juga membuktikan bahwa masyarakat menilai pak Anies Baswedan merupakan antitesa dari Presiden Jokowi sehingga ketika pak Jokowi naik, Anies mengalami penurunan," ujarnya.
Hasto menyampaikan, naiknya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi membawa dampak bagi partai-partai pengusungnya. Sementara, bagi yang tidak senafas dengan kepemimpinan Jokowi justru mendapatkan hasil negatif.
"Bagi mereka yang tidak senafas dengan kepemimpinan presiden jokowi mengalami penurunan," tutur dia.
Hasil Survei
Sebelumnya, lembaga survei Indiaktor Politik Indonesia merilis survei terbarunya soal elektabilitas tiga figur sebagai bakal calon presiden yakni Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto jelang Pilpres 2024. Secara tren Ganjar dan Prabowo disebut alami kenaikan, sementara Anies turun.
Baca Juga: Survei: Pasangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir Unggul dalam Simulasi Pilpres 2024
Elektabilitas hasil survei Indikator berdasarkan simulasi tiga nama, Ganjar Pranowo berada di posisi teratas dengan angka 35,8 persen, kemudian di susul Prabowo di bawahnya dengan 26,7 persen dan Anies di urutan ketiga dengan 28,3 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan, dari hasil survei itu secara tren elektabilitas Ganjar dan Prabowo meningkat lantaran mendapatkan efek dari elektoral tingkat kepuasan terhadap kinerja Presiden Jokowi yang naik.
"Jadi bisa kita simpulkan dari sini, ketika approval presiden naik di bulan Desember, itu yang meningkat elektabilitasnya Ganjar dan Prabowo," kata Burhanuddin dalam paparannya secara daring, Rabu (4/1).
Sementara, dengan naiknya tingkat kepuasan kinerja Jokowi malah berdampak kepada elektabilitas Anies yang dinyatakan turun.
Menurutnya, elektabilitas Anies justru naik ketika tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi menurun. Hal itu terjadi pada November 2022 lalu.
"Di bulan November, approval presiden drop dari 70 ke 66, elektabilitas Anies meningkat. Jadi saya ingat pernyataannya Zulfan Lindan, Anies dianggap sebagai antitesis Pak Jokowi. Ada benarnya di sini, karena ketika approval presiden naik, itu Anies tertekan elektabilitasnya," tuturnya.
"Tentu posisi NasDem menjadi dilematis, karena ada di bagian dari pemerintah, tapi capresnya Anies Baswedan," sambungnya.
Untuk diketahui, survei ini dilakukan pada periode 1 sampai 6 Desember 2022, dengan jumlah responden sebanyak 1.220 orang. Populasi survei adalah warga negara Indonesia yang tersebar di 34 provinsi yang telah memiliki hak pilih.
Responden terpilih diwawancara secara tatap muka. Metode yang digunakan dalam survei ini multistage random sampling dengan toleransi kesalahan atau margin of error sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.