Suara.com - Direktur Eksekutif PARA Syndicate, Arif Nurcahyo berpendapat partai NasDem rentan ditinggal partai koalisinya yang bisa menyebabkan Anie Baswedan gagal nyapres.
"Jadi NasDem dalam ancaman tanpa teman koalisi jika sampai Maret 2023 belum terbentuk koalisi untuk deklarasi pasangan capres-cawapres," kata Arif secara daring di kanal YouTube PARA Syndicate, Rabu (4/1/2022).
Terlebih, Presiden Jokowi bakal melakukan perombakan atau reshuffle kabinet pada Maret. Hal itu berpengaruh pada koalisi yang dibangun NasDem.
"Tadi saya membaca reshuffle kan dilakukan sekitar bulan Maret-April, sehingga kalau bulan maret Nasdem belum dapat teman koalisi, itu memungkinan Nasdem dalam ancaman tanpa koalisi," ujar Arif.
Baca Juga: Bukan Ganjar, PDIP Resmi Usung Puan Maharani Capres 2024, Benarkah Kabar Itu?
Imbas dari ancaman tanpa teman koalisi tersebut, NasDem bakal gagal melanjutkan niatnya mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
"Artinya Anies Baswedan bisa jadi tidak jadi atau gagal nyapres," tuturnya.
NasDem Totalitas Ikhtiarkan Anies
Partai NasDem mengaku tetap konsisten mendukung Anies Baswedan. NasDem memastikam Anies mendapatkan tiket untuk mencalonkan diri sebagai capres 2024.
Hal itu dipastikan NasDem menjawab keraguan banyak pihak bahwa Anies tidak akan bisa nyapres.
Baca Juga: Jawab Isu Jegal Anies Nyapres Lewat Kasus Formula E, KPK: Kami Sadari Ini Tahun Politik
Ketua DPP NasDem Willy Aditya mengatakan sikap konsisten dan sikap siap berjuang NasDem atas keputusannya mengusung Anies ditunjukan langsung oleh Surya Paloh.
"Ya kembali kpd pesan pak surya di ultah partai nasdem di JCC, sekali layar terkembang surut kita berpantang," kata Willy di kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (2/1).
Willy berujar Surya Paloh selalu menegaskan kepada kader di lapangan agar totalitas dalam bekerja, baik bekerja untuk partai maupun bekerja dalam proses membangun koalisi perubahan bersama Demokrat dan PKS yang diakui tidak mudah.
"Tapi totalitas dalam perubahan itu mutlak. Ini lah ekspresi dari totalitas NasDem dalam proses pengusungan Anies Baswedan," ujar Willy.
"Bagaimana mengiktiarkan tiket itu tercukupi dan biasanya yang penuh dinamika itu hasilnya akan manis," sambung Willy.
Pantang Jilat Ludah Sendiri
Pasca mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden, NasDem kian hari kian mendapat ujian. Ujian itu berupa serangan-serangan yang ditujukan kepada partai baik dari sisi internal maupun eksternal.
Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago memandang serangan itu memang biasa terjadi kepada partai di dunia politik. Tetapi Pangi melihat memang serangan yang dialamatkam kepada NasDem terjadi tidak alamiah atau rekayasa.
Serangan itu bertujuan menghilangkan kesempatan Anies mendapat tiket mencalonkan diri menjadi capres di Pilpres 2024.
"Kalau ada orang yang nggak menghendaki atau ingin bagaimana Anies tidak bisa mendapatkan golden tiket. Bagaimana Anies tidak diusung calon presiden oleh NasDem sebagai calon presiden, itu biasa namanya dinamika, itu lah politik," kata Pangi dihubungi, Kamis (29/12/2022).
Pangi mengatakan adanya serangan-serangan itu tentu merupakan ujian untuk NasDem. Ketahanan NasDem kini sedang diuji apakah mampu melewatinya atau tidak.
"Kan sekarang itu bagaimana ujian bagi NasDem itu adalah bisa meloloskan Anies sebagai calon presiden. Karena untuk nominasi kandidasi itu saja NasDem sudah berjuang keras," ujar Pangi.
Sebaliknya, jika tidak kuat menjalani ujian, NasDem akan mengikuti mau pihak yang melakukan serangan, yaitu mencabut dukungan Anies untuk nyapres.
Apakah NasDem bakal benar-benar menarik dukungan untuk Anies? Pangi menjawab hal itu sulit dilakukan.
"Sangat sulit juga bagi NasDem untuk kemudian menjilat air liurnya sendiri gitu untuk menarik dukungannya," kata Pangi.