Elite PDIP Beri Bocoran Kapan Jokowi Akan Reshuffle Kabinet: Biasanya Rabu Pon...

Rabu, 04 Januari 2023 | 13:45 WIB
Elite PDIP Beri Bocoran Kapan Jokowi Akan Reshuffle Kabinet: Biasanya Rabu Pon...
Presiden RI Joko Widodo, menyampaikan keterangan pers tentang kebijakan pelarangan ekspor bijih bauksit di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (21/12/2022) (Twitter.com/@jokowi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua DPP PDI Perjuangan Djarot Saiful Hidayat menyatakan bahwa reshuffle atau perombakan kabinet kemungkinan akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.

Namun, Djarot mengklaim bahwa dirinya tidak mendapatkan bocoran kapan hari reshuffle itu tiba.

Ia mengatakan hal itu untuk merespons isu reshuffle yang sebelumnya ia gaungkan terhadap dua menteri dari Partai NasDem, yaitu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.

Kendati demikian, Djarot menjelaskan bahwa Jokowi biasanya melakukan reshuffle pada hari-hari tertentu, yaitu Rabu Pon.

Baca Juga: Akui Perppu Ciptaker Tak 100 Persen Puaskan Rakyat, Pemerintah Santai Dihujani Kritik: Itu Biasa!

"Keniscayaan kalau menurut saya. Itu pasti. Tentang kapan? Ya, itu jangan bertanya kepada saya," jelasnya pada Selasa (3/1/2023).

"Biasanya Rabu Pon. Oh ya, Rabu Pon. Rabu Pon itu setiap bulan ada Rabu Pon," ungkap Djarot.

Kendati demikian, Djarot tetap meminta publik untuk menunggu kepastian kapan hari Jokowi akan melaksanakan reshuffle. Menurutnya, pelaksanaan reshuffle akan dilakukan pada Rabu Pon.

"Kita tunggu saja, Rabu Pon itu yang bulan apa," lanjutnya.

Selain karena kinerja, dorongan PDIP untuk melakukan reshuffle terhadap menteri NasDem diduga karena kepentingan politik yang dinilai telah berseberangan usai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bacapres yang diusungnya.

Baca Juga: Demokrat 'Sikat' Denny Siregar Usai Sindir AHY Tak Baca Perppu Sebelum Ngritik: Sok-sokan Ndhasmu!

Djarot menilai bahwa sudah seharusnya NasDem menarik diri dari koalisi pemerintah karena partai tersebut dinilai mendeklarasikan tokoh yang selalu bertentangan dengan kebijakan Jokowi.

"Satu kinerja, dua termasuk partainya. Kalah memang gentle betul seperti itu, akan lebih baik untuk menteri-menterinya, lebih baik mengundurkan diri. Itu lebih gentle," jelasnya.

"Sebab apa? Sebab rupanya mungkin agak tidak cocok dengan kebijakan Pak Jokowi, termasuk yang disampaikan adalah antitesa Pak Jokowi," pungkas Djarot.

Disclaimer: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI