Suara.com - Sebanyak 30 ibu-ibu yang berprofesi sebagai pekerja rumah tangga (PRT) akan menyambangi Istana Negara guna melakukan audiensi kepada pihak Kantor Staf Presiden (KSP), Rabu (4/1/2023). Rombongan dari Serikat Sapu Lidi itu juga akan mengantar tiga orang PRT yang pernah mengalami kekerasan yaitu Anik, Toipah, dan Rizky.
Dalam agenda bertajuk Aksi Rabuan, para PRT berharap bisa bertemu langsung dengan Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko. Nantinya, mereka akan meminta dukungan KSP untuk meyakinkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mendukung UU PPRT.
"Hanya endorsment Presiden yang akan menentukan keberhasilan perjuangan para ibu PRT yang sudah berjalan 19 tahun," kata PRT bernama Anik dalam siaran persnya.
Peserta kegiatan ini akan berkumpul di Taman Aspirasi pada pukul 10.00 WIB. Selanjutnya, mereka akan berjalan bersama-sama ke Kantor Staf Presiden di Gedung Bina Graha di Istana Merdeka sambil menggunakan payung hitam bertuliskan Sahkan UU PPRT.
Baca Juga: Nangis Histeris, Anak Majikan Ditinggal PRT, NS Ketemu Pacar
Koordinator Jaringan Nasional Advokasi PRT (Jala PRT) Lita Anggraini menyatakan, aksi ini merupakan ikhtiar para PRT agar Presiden bersuara mendukung pengesahan RUU PPRT.
"Selama 2,5 tahun RUU PPRT tertahan di meja Pimpinan DPR sepanjang waktu itu pula, korban terus berjatuhan. UU PPRT akan bisa menghentikan keadaan ini,” kata Lita.
Direktur Sarinah Institute yang juga Koordinator Koalisi Sipil untuk UU PPRT, Eva Kusuma Sundari menyebut, Aksi Rabuan ini rencananya akan terus digelar sampai UU PPRT dilanjutkan diproses di DPR.
"Kami akan terus mencari bentuk aksi yang kreatif. Para PRT juga tirakatan mulai puasa, wiridan untuk membangunkan ROSO pimpinan DPR dan Pak Jokowi agar UU PPRT yang merupakan janji PDIP di Nawacita segera disahkan," kata Eva Sundari.
Baca Juga: Parah! Kabur Demi Pacar, Anak Majikan Nangis Histeris Dikunci PRT