Suara.com - Aipda Monang Parlindungan Ambarita, salah satu anggota Polri yang disegani oleh masyarakat, sekaligus ditakuti para pelaku kejahatan di jalanan ibu kota kembali ramai diperbincangkan. Ini setelah Aipda Ambarita dimutasi ke Bidang Humas Polda Metro Jaya.
Sebelum dimutasi ke Polda Metro Jaya, Aipda Ambarita dikenal sebagai pemimpin Raimas Backbone, tim pengurai massa Polres Jakarta Timur di bawah Direktorat Sabhara.
Sebagai informasi, Raimas sendiri merupakan singkatan dari pengurai massa. Tim tersebut memang bertugas untuk mengurai, membubarkan, mencerai beraikan, dan melokalisasi massa yang melakukan tindakan anarki yang berpotensi mengganggu kamtibmas.
Aipda Ambarita beserta timnya sering kali membabat habis orang-orang yang berpotensi melakukan pelanggaran hukum, sehingga tindak kriminal di jalanan ibu kota pun bisa dicegah.
Saat ini, Aipda Ambarita kembali ramai diperbincangkan setelah adanya wacana bahwa ia akan kembali ke lapangan.
Wacana kembalinya Ambarita ke lapangan ini sebelumnya disampaikan oleh Kapolda Metro Jaya, Inspektur Jenderal Fadil Imran pada saat giat Rilis Akhir Tahun 2022 Polda Metro Jaya, Sabtu (31/12/2022).
Fadil mengatakan, dua anggotanya, yakni Aiptu Jakaria alias Jacklyn Choppers dan Ambarita akan dipindahkan dari Bidang Humas Polda Metro Jaya ke posisi mereka semula di tahun 2023 ini.
Namun, pada saat dikonfirmasi, Aipda Ambarita masih enggan untuk memberikan tanggapan terkait dengan wacana dirinya kembali melakukan tugas di lapangan. Aipda Ambarita sendiri berdalih bahwa ia masih menunggu perintah dari pimpinannya.
Dugaan Pelanggaran SOP
Baca Juga: Pilu, Jauh dari Orangtua Bocah 12 Tahun Tak Tahu Hamil 8 Bulan, Diduga Korban Perkosaan
Diketahui, pada tahun 2021 lalu, Aipda Ambarita dimutasi karena diduga berkaitan dengan pelanggaran prosedur operasi standar (standard operating procedure/SOP) pada saat menjalankan tugas.
Pelanggaran yang dimaksud yaitu Aipda Ambarita memeriksa paksa ponsel milik seorang pemuda yang tengah berkumpul pada malam hari.
Kabid Humas Polda Metro Jaya pada saat itu, Kombes Yusri Yunus menjelaskan, bahwa pemeriksaan ponsel memang diperbolehkan, selama tidak melanggar SOP dalam bertugas. Pemeriksaan ponsel bisa berlaku dalam pemeriksaan terhadap pelaku kejahatan.
Lantas, seperti apakah rekam jejak dari Aipda Ambarita, sosok polisi yang disegani dan ditakuti oleh para pelaku kejahatan di jalan ibu kota tersebut? Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Rekam Jejak Aipda Ambarita
Jauh sebelum karier kepolisiannya berada pada posisi saat ini, Ambarita pernah gagal dalam tes Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri), hal itu terjadi pada tahun 1995 setelah ia lulus dari SMA.
Pada hasil tes terakhir, Aipda Ambarita dinyatakan gagal. Ia kemudian sempat ditawari ke Bintara Kostrad.
Kemudian, pada saat di Jakarta, Ambarita bertemu dengan teman kakak perempuannya. Dari situ ia ditawari kerja di perusahaan cat.
Diceritakan oleh Ambarita, pernah suatu kali, seluruh badannya ketumpahan cat karena tempat penampungan bocor. Ambarita hanya bekerja di perusahaan cat selama setahun lamanya.
Pada saat adanya krisis moneter pada tahun 1997, Aipda Ambarita pun didepak dari perusahaan tersebut. Ia pun harus kembali menjadi seorang pengangguran setelah berhenti bekerja di perusahaan cat tersebut.
Di tengah waktu menganggurnya, Aipda Ambarita masih menyimpan mimpi dalam lubuk hatinya untuk menjadi seorang polisi.
Aipda Ambarita pun kembali mencoba mendaftar. Pada percobaan keduanya, Ambarita diberikan kelancaran dan selalu lolos pada setiap tahap. Hingga akhirnya Aipda Ambarita dipanggil oleh Polda Metro Jaya dan dinyatakan lulus.
Pada saat Dwifungsi ABRI dihapus, Aipda Ambarita kemudian dipindah tugaskan ke Jakarta, sampai saat ini. Selama ia bertugas di Jakarta, Aipda Ambarita pernah bekerja di Reserse Polda Metro Jaya sampai Divisi Sabhara Polres Jakarta Timur.
Viral di YouTube
Di tahun 2017, Aipda Ambarita resmi memimpin Raimas Backbone. Saat ini, ia mempunyai sebanyak 30 anggota.
Raimas Backbone ini tidak hanya tenar di jalanan, tetapi juga di dunia maya. Raimas Backbone ini bahkan bisa menghasilkan uang dari kanal YouTube yang mereka kelola. Uang tersebut diketahui digunakan untuk menutup biaya operasional.
Tidak hanya itu, uang dari YouTube juga biasanya dipergunakan untuk merawat motor anggota.
Aipda Ambarita menjelaskan bahwa mekanisme seperti ini sudah diketahui dan didukung oleh para pemimpinnya.
Kontributor : Syifa Khoerunnisa