Suara.com - NasDem berencana melakukan pertemuan dengan PKS. Pertemuan itu dijadwalkan menghadikran Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf.
Adapun pertemuan petinggi NasDem dan PKS ini terkait dengan pejajajakan pembentukan Koalisi Perubahan.
"Pertemuan Habib Salim dan Pak Surya sudah kami agendakan. Itu nanti awal Februari," kata Ketua DPP NasDem Willy Aditya, Selasa (3/1/2023).
Diketahui, Salim Segaf bersama petinggi PKS lainnya sudah melakuan pertemuan lebih dahulu dengan Demokrat, yang dihadiri Ketum Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua Majelis Tinggi Susilo Bambang Yudhoyono.
Baca Juga: Soal Kabar PKB Ingin Gabung, NasDem: Semakin Banyak Partai di Koalisi Perubahan Semakin Bagus
Lantas apakah ketiga pihak tersebut akan melakukan pertemuan? Willy menjawab sejauh ini belum dijadwalkan. Tetapi yang pasti, elite NasDem, PKS, dan Demokrat akan bertemu sebelum deklarasi koalisi.
"Kalau untuk pertemuan ketiganya nanti sebelum deklarasi bersama. Kita lihat kalau hilal sudah semakin jelas," ucap Willy.
Targetkan Capres-Cawapres Juni
Willy Aditya mengatakan capres-cawapres dari Koalisi Perubahan ditargetkan paling lama ditentukan pada pertengahan tahun 2023.
Kekinian, hanya tinggal menunggu momentum untuk mencari cawapres untuk Anies yang sudah lebih dulu diusung NasDem senagai bakal capres.
Baca Juga: NasDem Targetkan Capres-Cawapres Koalisi Perubahan Rampung pada Juni 2023
"Momentumnya itu satu untuk capres-cawapres itu untuk pemenuhan itu insyaallah dalam waktu dekat. Tapi capres-cawapres itu paling telat Juni sudah ada lah," kata Willy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Willy memastikan tahun 2023 ini NasDem ingin memastikan bahwa Anies benar-benar mendapatkan tiket untuk nyapres di tahun depan. Tiket itu didapat tentu melalui pembentukan koalisi perubayan yang kini sedang dijajaki bersama antara NasDem, PKS, dan Demokrat.
NasDem sendiri menyerahkan sepenuhnya mekanisme penentuan capres atau cawapres, termasuk deklarasi koalisi kepada masing-masing partai, sebelum diputuskan lebih lanjut oleh koaliai.
Terpenting, menurut Willy, baik Demokrat maupun PKS memastikan dukungan capres diarahkan kepada Anies. Sehingga nantinya hanya tinggal membicarakan perihal cawapres.
"Tapi dengan dideklarasikan PKS, Demokrat; Mas Anies artinya teka-teki yang selama ini Anies belum cukup tiket terjawab," ujar Willy.
"Berikutnya siapa yang selama ini akan mendampingi Mas Anies. Dengan seperti itu kan satu pekerjaan selesai. Ini sebuah harapan baru yang bisa dituntaskan di tahun baru," kata Willy.
Sebelumnya, Willy Aditya, mengatakan, bahwa NasDem menghargai keinginan Partai Demokrat yang ingin mendeklarasikan koalisi perubahan satu paket dengan calon wakil presiden untuk Anies Baswedan.
Namun, Willy menegaskan, soal hal itu harus dirembukan bersama terutama terkait dengan siapa pendamping Anies sebagai cawapres.
"Jadi kalau Demokrat mau deklarasi satu paket ya gak apa-apa itu kan preferensi Demokrat dan itu kita hargai. Tapi keputusan akhir nanti bisa kita rembuk bersama yang mendampingi mas Anies," kata Willy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (2/1/2023).
Willy lantas menjelaskan, mengapa NasDem dalam mendeklarasikan Anies tidak satu paket dengan cawapresnya, hal tersebut agar ada element of suprise.
"Kenapa NasDem tidak deklarasi satu paket, karena biar cawapres menjadi elemen surprise, kita tentu harus melihat variabel siapa yang akan menjadi lawan tanding sehingga kita tidak, prinsip play to win itu terpenuhi. Kan dalam salah satu kriteria yang kita sepakati itu adalah cawapres memiliki variabel pemenangan. Itu yang kemudian mnejadi preferensi partai NasDem," tuturnya.
Lebih lanjut, Willy mengatakan, soal cawapres untuk Anies memang kriteria dan mekanismenya sudah siapkan. Namun, NasDem menyerahkan penentuannya kepada Anies.
"Terkait dengan cawapres ya sejauh ini kita sudah menentukan kriteria dan mekanismenya. Mekanismenya biar itu menjadi keputusan mas Anies yang menentukan tentu dengan berkonsultasi dengan partai pengusung," imbuhnya.