Istana 'Gadaikan' Ganjar dan Prabowo demi Jegal Anies di Pilpres 2024? Refly Harun Ungkit Nama AHY-Aher

Senin, 02 Januari 2023 | 12:10 WIB
Istana 'Gadaikan' Ganjar dan Prabowo demi Jegal Anies di Pilpres 2024? Refly Harun Ungkit Nama AHY-Aher
Kolase Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan (Instagram/ganjarpranowo/prabowo/aniesbaswedan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo akan mengakhiri masa jabatannya tahun 2024 mendatang. Kini nama-nama kandidat yang akan menggantikannya sudah mulai ramai diperbincangkan publik.

Salah satunya eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang telah dideklarasikan oleh Partai NasDem. Namun langkah politik Anies menuju 2024 disinyalir bakal penuh rintangan, bahkan bisa jadi rawan dijegal.

Potensi inilah yang dibahas oleh pengamat politik Refly Harun. Ahli hukum tata negara itu menilai Anies bisa dijegal dengan menghalangi pembentukan Koalisi Perubahan yang akan mengusungnya.

Refly Harun ikut menghadiri aksi 411 massa pendukung Rizieq Shihab yang menuntut Presiden Jokowi mundur. (Suara.com/Yaumal)
Refly Harun ikut menghadiri aksi 411 massa pendukung Rizieq Shihab yang menuntut Presiden Jokowi mundur. (Suara.com/Yaumal)

"Ada faktor lain yang sekarang sedang diupayakan, yaitu bagaimana menjegal koalisi ini," ungkap Refly, dikutip dari kanal YouTube-nya, Senin (2/1/2023).

Baca Juga: Ganjar Pugar Rumah Kader PDIP Pakai Uang Zakat, Refly Harun Pertanyakan Kejujuran Baznas

Sebagai informasi, Koalisi Perubahan sedianya akan dibentuk oleh Partai NasDem bersama oposisi pemerintahan Jokowi, yakni Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat.

Menurut Refly, ada beberapa skenario yang dipertimbangkan Istana untuk menjegal Anies, termasuk dengan mencatut nama kandidat capres lain seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Tim kecil bentukan NasDem, Demokrat, dan PKS kian intens melakukan pertemuan dalam penjajkan koalisi yang lebih serius. (Ist)
Tim kecil bentukan NasDem, Demokrat, dan PKS kian intens melakukan pertemuan dalam penjajkan koalisi yang lebih serius. (Ist)

"Ini analisis saya ya. Jokowi berharap Anies tidak bisa memenuhi kuota 20 persen, entah dengan cara merayu NasDem agar kembali ke pangkuan bapak," terang Refly.

"Merayu Demokrat dengan iming-iming tinggi, yaitu AHY wapresnya Ganjar misalnya. Dengan merayu PKS dengan iming-iming tinggi Aher menjadi wakil presidennya Prabowo dan diyakinkan bahwa Prabowo punya peluang untuk menang juga," imbuhnya.

Atau kemungkinan terakhir adalah Istana akan mendiamkan pembentukan Koalisi Perubahan dan akan mengambil tindakan terhadap Partai NasDem nanti.

Baca Juga: Pantas NasDem Berani Usung Anies, Ternyata Punya 'Kartu AS' hingga Bikin Jokowi Ketar-ketir

Kolase foto Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Anies Baswedan dan Ahmad Heryawan (Aher). (Instagram/@agusyudhoyono ; Suara.com/Achmad Fauzi)
Kolase foto Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Anies Baswedan dan Ahmad Heryawan (Aher). (Instagram/@agusyudhoyono ; Suara.com/Achmad Fauzi)

Namun kemungkinan terakhir ini, menurut Refly, baru bisa terjadi bila Partai NasDem benar-benar resmi mendeklarasikan Anies bersama Koalisi Perubahan. Hal itu juga yang diduga menjadi alasan Koalisi Perubahan belum dideklarasikan hingga sekarang.

"Agar Presiden Jokowi juga tidak mengambil tindakan apa-apa, karena NasDem tetap ingin kadernya ada di pemerintahan selama mungkin, syukur-syukur sampai akhir masa jabatan," ucap Refly.

"Teorinya begini, seandainya sampai pada saat pemilihan nanti dan ternyata NasDem menang dengan Anies Baswedan, maka belum tentu juga NasDem akan ditendang oleh Presiden Jokowi dalam sisa masa jabatan, karena sama saja itu meninggalkan luka yang akan dibalas dendam barangkali," pungkas Refly.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI