Suara.com - Ambisi PDI Perjuangan untuk mempertahankan kekuasaan pasca berakhirnya masa pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun 2024 mendatang memang bukan rahasia lagi.
Karena itulah, PDIP diyakini akan ekstra berhati-hati dalam menentukan calon presiden yang akan diusung di Pemilu 2024. Sejauh ini ada dua nama yang digadang-gadang akan diusung PDIP, yakni Ganjar Pranowo atau Puan Maharani.
Menanggapi hal tersebut, pengamat politik Singgih Sahid meyakini PDIP akan mengusung Ganjar sebagai calon penerus Jokowi. Hal ini berdasarkan elektabilitas Ganjar yang sejauh ini lebih baik ketimbang Puan.
"Hampir pasti Mega akan memilih Ganjar Pranowo. Mustahil Mega akan memilih yang lain," ujar Singgih di kanal YouTube 2045 TV, dikutip pada Senin (2/1/2023).
Baca Juga: Bikin Heboh Gegara Bantu Kader PDIP Pakai Dana Baznas, Ganjar Bikin Orang Makin Sinis ke Megawati Cs
Singgih menilai Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri adalah sosok banteng petarung sehingga kecil kemungkinan akan memilih opsi yang berpotensi membuatnya kalah.
"Megawati Soekarnoputri bisa mengalah untuk hal-hal yang tidak prinsip. Tapi demi hal-hal yang strategis dia lebih suka bertarung daripada mengalah," kata Singgih melanjutkan.
Kendati saat ini Megawati dan PDIP belum menunjukkan tanda-tanda memilih sebuah nama bakal capres, tapi Singgih meyakini Presiden ke-5 itu sudah menyiapkan semua komponen yang diperlukan.
Pasalnya saat ini yang menjadi fokus utama para elite PDIP adalah membawa partai mereka meraih kemenangan untuk yang ketiga kalinya alias hattrick.
"Megawati memang belum mengusung pasangan calon, karena prioritas Megawati adalah mempersiapkan segenap komponen partai untuk meraih hattrick," tutur Singgih.
"Megawati dan jajaran elite PDI Perjuangan sudah lantang memastikan tekad menang tiga kali. Ya mereka punya target tiga kali mendudukkan kadernya di kursi presiden dan terbanyak menduduki kursi DPR RI," sambungnya.
Menurut Singgih, kemenangan di Pemilu 2024 adalah hal mutlak yang diperjuangkan oleh PDIP. Karena itulah mereka pasti akan berhati-hati dalam menentukan sikap, termasuk menetapkan nama yang akan diusung sebagai ujung tombak alias capres.
DISCLAIMER: Artikel ini merupakan kerja sama Suara.com dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.