Ketidakhadiran Bolsonaro tidak menyurutkan semangat Lula dan puluhan ribu orang yang menghadiri upacara pada hari tahun baru itu dan konser perayaan besar-besaran yang menampilkan berbagai hiburan, dari legenda samba Martinho da Vila hingga penampil Pabllo Vittar.
Ribuan pendukung Lula dari seantero negeri berbaris mengular untuk melewati pos pemeriksaan keamanan, sambil meneriakkan slogan pro-Lula.
“Saya sangat gembira,” kata seorang pensiunan guru Zenia Maria Soares Pinto, 71 tahun, kepada AFP setelah menumpang bus selama 30 jam dari negara bagian Santa Catarina di selatan Brazil.
“Saya sangat mengagumi kerendahan hatinya, komitmennya untuk memastikan rakyat hidup bermartabat,” tambah Pinto.
Operator mesin Valter Gildo, 46 tahun, menyebut hari itu “hari bersejarah.”
“Hari ini menandai kembalinya seorang pekerja ke istana kepresidenan, seseorang yang memperjuangkan masalah-masalah sosial, bagi kelompok minoritas, melawan rasisme dan homofobia, seseorang yang mewakili Brazil,” ungkapnya.
Para pejabat asing, termasuk 19 kepala negara, menghadiri pelantikan ketika Lula, yang memimpin Brazil melalui masa-masa kemajuan besarnya dari 2003 hingga 2010, diambil sumpahnya untuk kembali memimpin Brazil selama empat tahun ke depan.
Mereka termasuk presiden sejumlah negara Amerika Latin, Jerman, Portugal dan raja Spanyol.
Setelah dilantik di hadapan Kongres, Lula menuju istana kepresidenan ultra-modern di ibu kota, Planalto.
Baca Juga: Presiden Brasil Umumkan Masa Berkabung Selama 3 Hari Sebagai Bentuk Penghormatan Terhadap Pele
Ini merupakan pertama kalinya semenjak akhir masa kediktatoran militer Brazil tahun 1965-1985, di mana presiden yang baru menjabat tidak akan menerima selempang kuning-hijau dari presiden terdahulu. (Sumber: VOA)