Melihat Rumah Sehat yang Dibangun Kemensos di Doyo Baru Papua

Sabtu, 31 Desember 2022 | 22:10 WIB
Melihat Rumah Sehat yang Dibangun Kemensos di Doyo Baru Papua
Rumah Sehat di Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua yang dibangun oleh Kemensos untuk korban banjir bandang sentani 2019. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Sosial (Kemensos) telah merealisasikan pembangunan rumah sehat untuk korban banjir bandang sentani 2019 silam. Pembangunan rumah sehat di Distrik Doyo Baru, Sentani, Papua tersebut sudah hampir rampung. Dalam komplek hunian ini, telah dibangun sebanyak 76 unit rumah tapak di atas lahan seluas 13.170 meter persegi.

Berdasarkan pantauan Suara.com pada Jumat, 30 Desember 2022 lalu, rumah sehat yang dibangun seragam berukuran 36 meter persegi. Rumah tersebut dilengkapi satu ruang tamu, dua kamar tidur, satu kamar mandi serta dapur. Bagian dalamnya juga terlihat cukup rapi dengan dinding putih dan lantai keramik warna senada.

Rumah yang disediakan adalah tipe rumah tumbuh. Ini terlihat dari bagian depannya yang masih tersedia sedikit lahan. Lahan tersebut bisa saja nantinya dimanfaatkan untuk dijadikan ruang tambahan di kemudian hari.

Adapun untuk memenuhi kebutuhan listrik, setiap rumah telah dipasangi panel surya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan air, setiap rumah sehat dilengkapi dengan sumur air bersih yang digali hingga kedalaman 24 meter.

Baca Juga: Cara Cek Bansos PKH Ibu Hamil di Link Ini Cukup Pakai KTP dan Cairka BLT Rp750.000

Bagian dalamnya Rumah Sehat di Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua yang dibangun oleh Kemensos untuk korban banjir bandang sentani 2019. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)

Kendati sudah dipasangi segudang kelengkapan, sebagian rumah masih belum dihuni. Ini lantaran rumah-rumah tersebut belum dialiri listrik dengan kapasitas yang memadai.

"Masyarakat sebenarnya sudah sangat ingin tinggal di sini, namun belum ada listrik. Listrik solar panel hanya mampu untuk penerangan tapi tidak mencukupi untuk pompa air yang harus menyedot air di kedalaman 24 meter," tutur Penerima bantuan Rumah Sehat, Desman Popoya.

Desman berharap, persoalan listrik ini dapat segera terselesaikan. Mengingat, hingga saat ini, sejumlah masyarakat masih tinggal di pengungsian yang kondisinya tidak memenuhi standar kelayakan.

"Sejauh ini masyarakat masih tinggal di pengungsian sana. Kami tinggal di pengungsian sudah sejak Maret 2019 sampai sekarang," imbuhnya.

Kendala kelistrikan ini pun dibenarkan oleh Devi, Anggota Tim Pembangunan Rumah Sehat. Menurutnya, setiap rumah hanya dipasangi dengan daya listrik 1.300 VA (Volt Ampere). Kapasitas tersebut tidak cukup untuk menyalakan sejumlah alat elektronik secara bersamaan.

Baca Juga: Lancar Ngobrol Pakai Bahasa Sunda, Sosok Pria Asal Papua Ini Panen Pujian

"Kapasitasnya 1.300 VA, sedangkan untuk narik mesin pompanya saja itu butuh daya sekitar 1.200 watt," tutur Devi.

Kata Devi, diperlukan tiga gardu listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik 76 unit rumah sehat. Saat ini, Kemensos tengah mengupayakannya. Mengingat, dana yang dibutuhkan untuk mebangun tiga gardu listrik tidak sedikit yakni mencapai Rp419 juta.

"Terkendala gardu PLN, dananya kemarin digunakan untuk membangun rumah. Untuk pembangunan gardu dibutuhkan sekitar Rp419 juta," tutupnya.

Peternakan babi yang dibangun oleh Kemensos untuk melengkapi Komplek Rumah Sehat di Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)
Peternakan babi yang dibangun oleh Kemensos untuk melengkapi Komplek Rumah Sehat di Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. (Dok: Restu Fadilah/Suara.com)

Sebagai informasi, selain hunian, juga disiapkan lahan agar masyarakat bisa bercocok tanam dan beternak, seperti menanam jagung, singkong, dan lain-lain. Upaya pemberdayaan ini diharapkan dapat menunjang kebutuhan hajat hidup masyarakat di sana.

Pembangunan perumahan tersebut sepenuhnya dibiayai dari anggaran Kementerian Sosial dengan memperhatikan adat dan kearifan lokal masyarakat setempat yang berbeda dari tempat lainnya di Papua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI