Suara.com - Di tengah cuaca buruk yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, peneliti BRIN bernama Erma Yulihastin mengeluarkan pernyataan kontroversial. Pasalnya, Erma mengungkap bahwa daerah Jabodetabek akan diterpa badai dahsyat sehingga masyarakat diminta berhati-hati. Hal ini pun diungkapnya di Twitter pribadinya.
“Siapapun Anda yang tinggal di Jabodetabek dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat," tulis Erma.
Pernyataan Erma yang memang dikenal sebagai peneliti ahli di BRIN ini mendapat ribuan likes dan retweet dari warganet. Banyak warganet yang mengkhawatirkan kondisi yang disebutkan oleh Erma.
Namun, pernyataan Erma ini ternyata menimbulkan efek yang membuat Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika segera bereaksi karena menganggap pernyataan Erma menimbulkan keresahan di masyarakat.
Baca Juga: 21 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat Masuk Level Waspada Banjir dan Longsor, Berikut Daftarnya
BMKG langsung klarifikasi
Berita soal adanya badai dahsyat yang diungkap Erma langsung diklarifikasi oleh pihak BMKG. BMKG pun membenarkan adanya cuaca ekstrem yang melanda sebagian besar daerah di Indonesia, namun tidak berpotensi badai dahsyat.
"Berdasarkan Prakiraan cuaca BMKG, pada 28 Desember 2022 pada umumnya adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat namun bukan badai," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto, dilansir dari laman resmi BMKG, Rabu (28/12/2022).
Walaupun membantah adanya pernyataan soal badai, namun Guswanto juga menghimbau masyarakat untuk tetap berhati-hati selama cuaca buruk.
"BMKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai dampak dari potensi cuaca ekstrem ini yaitu adanya potensi bencana hidrometeorologis," lanjut Guswanto.
Baca Juga: Soal Beda Prediksi Badai Dahsyat, Politisi PKS: BRIN Jangan Campuri Kewenangan BMKG
Kepala BRIN buka suara
Tak hanya BMKG yang punya hak untuk memprediksi soal cuaca, Kepala PRIMA BRIN Albertus pun buka suara soal pernyataan anggotanya yang menghebohkan masyarakat. Albertus mengungkap bahwa BRIN bukanlah lembaga yang tidak punya hak untuk memprediksi cuaca.
"BRIN adalah lembaga penelitian, jadi tidak berhak menyatakan prediksi (potensi hujan dan badai) ke publik. Yang kami lakukan adalah meneliti dan BRIN tidak bisa menyatakan prediksi, itu ada di ranah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)," ujar Kepala Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA), BRIN, Albertus Sulaiman, Rabu (28/12/2022).
Erma membela diri
Walaupun sudah diklarifikasi oleh BMKG dan Kepala BRIN, namun Erma tetap bersikukuh bahwa cuitannya bukanlah sembarangan, melainkan ada riset ilmiah yang menjelaskan soal badai.
"Judul twit itu saya soal badai buat karena saya memahami mekanisme hujan hari ini diturunkan dari sistem badai. Bukan hujan dari sistem konveksi darat yang biasa," ujar Erma.
Kontributor : Dea Nabila