Beda Perkiraan BMKG Vs BRIN soal Badai Dahsyat pada Akhir 2022 yang Bikin Panik

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 29 Desember 2022 | 12:57 WIB
Beda Perkiraan BMKG Vs BRIN soal Badai Dahsyat pada Akhir 2022 yang Bikin Panik
Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan empat faktor penyebab hujan ekstrem yang akan melanda Indonesia mulai hari ini hingga minggu depan, 2 Januari 2023, Selasa (27/12/2022). [Screenshot: Zoom BMKG]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Peneliti BRIN Erma menjelaskan mekanisme prakiraan cuaca yang ia gunakan. Menurut dia, badai dahsyat yang ia maksud berasal dari laut lalu berpindah ke darat melalui dua jalur, yakni dari barat melalui angin baratan dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat.

Ia juga menyebutkan pusat atau inti dari badai akan terjadi di wilayah Banten, Jakarta dan Bekasi.

Erma menambahkan, konvergensi atau area berkumpulnya massa udara yang memicu kenikan suhu dan membentuk awan di darat juga akan terjadi secara massif.

Erma juga mengatakan bahwa ada dua badai yang mesti diwaspadai, yakni siklon tropis Ellie di Australia dan bisa memasukin wilayah selatan NTB dan bibit siklon mirip Seroja (Seroja-like).

Kondisi yang demikianlah, menurut Erma dapat mengakibatkan hujan ekstrem dan persisten di wilayah Lampung, Jawa, Bali, Lombok, NTB, NTT dan setarnya.

Namun BMKGmemiliki mekanisme prakiraan cuaca yang berbeda. Kepala BMKG Dwikorita mengatakan, hujan ekstrem dipengaruhi oleh terbentuknya siklon tropis yang sudah terjadi sejak 21 Desember 2022 lalu.

Menurut Dwikorita siklon tropis tersebut akan bergeser ke bagian selatan barat Indonesia dan makin menjauh dari wilayah Jabodetabek.

Beda rujukan antara BRIN dan BMKG

BRIN dan BMKG merupakan sama-sama lembaga milik pemerintah. Meski begitu, keduanya memiliki rujukan yang berbeda dalam urusan analisis dinamika atmosfer.

Baca Juga: BRIN Mesti Evaluasi Diri, Jangan lagi Campuri Wewenang BMKG soal Cuaca

Menurut Erma, dalam mengukur dinamika di atmosfer, BRIN memanfaatkan Sadewa atau Satellite Early Warning System.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI