Adu 'Sakti' Parpol Pendukung Jokowi Di Tengah Panasnya Isu Reshuffle Kabinet, Siapa Terlempar?

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 29 Desember 2022 | 11:57 WIB
Adu 'Sakti' Parpol Pendukung Jokowi Di Tengah Panasnya Isu Reshuffle Kabinet, Siapa Terlempar?
Momen Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjalan kaki bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa menuju Istana Negara untuk menghadiri pelantikan menteri dan wakil menteri. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Isu reshuffle kabinet terus menggelinding panas, sampai kini Presiden Jokowi belum memastikan kapan rencana perombakan itu dilakukan. Nyatanya, isu tersebut seperti 'diamini' oleh sang presiden.

Isu reshuffle kabinet makin panas tatkala Jokowi mengatakan "mungkin" saat meresmikan Bendungan Sukamahi, Bogor, Jawa Barat pada Jumat (23/12/2022) lalu. Meski ia enggan membocorkan kapan dirinya bakal merombak jajaran menterinya.

Ucapan Jokowi itu langsung disambut sejumlah politisi. Salah satunya adalah Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat yang terang-terangan menunjuk dua menteri NasDem layak dievaluasi.

Saat ini, NasDem memiliki tiga kader yang dipercaya menjadi pembantu presiden. Selain, Syahrul Yasin Limpo dan Siti Nurbaya Bakar, ada Johnny G Plate yang duduk sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia.

Baca Juga: "Sebelum Jadi Duri Dalam Daging" Jokowi Didesak Segera Reshuffle Menteri

Tak hanya Djarot, politisi PDIP lainnya Aria Bima ikut 'memanasi'. Menurutnya soal reshuffle kabinet jangan cuma jadi isu semata. Ia menilai perombakan kabinet menjadi hak prerogatif presiden.

"Saya kira presiden paham betul bagaimana kompetensi masing-masing menterinya dan komunikasi dengan ketua parpol pengusung juga intens. Menurut saya, monggo-monggo saja (reshuffle) karena situasi saat ini membutuhkan kebersamaan dari pemerintah dan kabinetnya," kata dia.

Ia mengatakan jangan sampai presiden memiliki menteri namun tidak memiliki kabinet.

"Reshuffle harus mengarahkan menteri agar menjadi kabinet yang ikut menyelesaikan banyak hal, terutama dalam situasi yang tidak mudah ini," katanya.

Ia mengatakan presiden tidak hanya membutuhkan menteri kompeten tetapi membutuhkan kabinet yang solid.

Baca Juga: Mentan SYL Paling 'Wajar' Kena Reshuffle, Gagal di Program Pangan Ditambah Masalah Politik

Panas Politisi NasDem

Wakil Ketua Umum DPP NasDem, Ahmad Ali. (Suara.com/Bagaskara)
Wakil Ketua Umum DPP NasDem, Ahmad Ali. (Suara.com/Bagaskara)

Apa yang dikatakan politisi PDIP sontak membuat kubu NasDem kebakaran jenggot. Narasi yang dilontarkan anak buah Megawati itu dinilai sebagai upaya mendorong Jokowi untuk segera melakukan reshuffle kabinet.

NasDem pantas khawatir, mengingat saat ini hubungan Jokowi dengan ketum mereka Surya Paloh tampaknya tengah merenggang. Hal itu ditandai dengan tidak hadirnya Jokowi di HUT NasDem beberapa waktu lalu.

Sejumlah analis juga menyebut, menteri dari NasDem paling berpotensi didepak dari kabinet Jokowi.

Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali mengatakan, bahwa Jokowi tak bisa disuruh-suruh oleh seorang petugas partai selama memerintah.

“Tidak pantas ada orang partai menyuruh-nyuruh Pak Jokowi. Sedangkan Pak Jokowi tidak lebih rendah atau bawahan partai. Ini kan kepala pemerintahan, masa disuruh-suruh,” kata Ahmad Ali kepada wartawan melansir wartaekonomi.com-jaringan Suara.com.

“Kalau memang mau mengimbau, tidak perlu bicara ke media, karena partai tidak lebih tinggi daripada presiden,” sambung dia.

Meski demikian ia menegaskan, Partai NasDem akan tetap loyal kepada Presiden Jokowi bila nantinya kepala negara memutuskan untuk mencopot kadernya dari kursi Kabinet Indonesia Maju.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI