BRIN Lakukan Modifikasi Cuaca Jelang Libur Nataru, Cegah Dampak Cuaca Ekstrem

Diana Mariska Suara.Com
Kamis, 29 Desember 2022 | 08:47 WIB
BRIN Lakukan Modifikasi Cuaca Jelang Libur Nataru, Cegah Dampak Cuaca Ekstrem
Ilustrasi hujan lebat [antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) melaporkan telah melakukan modifikasi cuaca sebagai bagian dari pengamanan transportasi darat selama periode libur Natal dan Tahun Baru di tiga lokasi di Jawa Barat.

“Tujuannya untuk antisipasi cuaca ekstrem di wilayah Jawa Barat, khususnya untuk mengamankan tiga titik rawan banjir di jalur transportasi darat di Jembatan Cipunegara, Ruas tol KM 136, dan KM 151 Tol Cipali,” kata Koordinator Laboratorium Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Badan Riset Inovasi Nasioanl (BRIN), Budi Harsoyo, Rabu (28/12).

Budi menyebut operasi TMC saat ini sudah dilaksanakan dari Posko di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta dan sudah dilakukan sebanyak tiga penerbangan dengan membawa NaCl atau garam yang dijatuhkan ke awan yang dari data radar terpantau bergerak menuju daerah target yang ingin disterilkan dari hujan.

"Konsentrasi hujan pun bisa dipindahkan ke area perairan laut di utara Jakarta (Laut Jawa)," katanya.

Ia menjelaskan, penyemaian ini sudah dimulai sejak tanggal 25 Desember lalu dan direncanakan masih akan dilakukan hingga 3 Januari 2023 mendatang.

“Tujuannya agar hujan turun lebih awal atau diprematurkan sehingga saat sel awan tersebut melintas ke wilayah target sudah luruh. Tidak lagi jadi hujan, atau kalaupun hujan intensitasnya sudah jauh berkurang,” ucapnya.

Budi juga mengatakan bahwa secara administratif, tim TMC BRIN masih melakukan modifikasi cuaca untuk wilayah Jawa Barat, dan belum ada instruksi dari BNPB untuk wilayah lain termasuk mengantisipasi badai di Jakarta.

“BNPB baru akan melaksanakan operasi TMC dengan meminta bantuan ke BRIN setelah Pemda DKI mengeluarkan status siaga darurat. Saat ini wacana tersebut masih dalam proses administratif antara BPBD DKI dan BNPB,” ucapnya.

Mengenai efektifitas TMC untuk mengurangi intensitas curah hujan, Budi mengatakan sudah pernah melakukan mitigasi banjir di wilayah Jakarta sebanyak empat kali di tahun 2013, 2014, 2020, dan 2021. Dan terakhir pada saat perhelatan G20 yang dilaksanakan di Bali, timnya juga melakukan modifikasi cuaca dan terbukti berhasil.

Sementara itu peneliti dan meterologis Edvin Aldrian mengatakan masyarakat perlu waspada terhadap adanya potensi angin kencang pada periode cuaca saat ini dan menghindari berlindung di bawah pohon.

"Untuk antisipasi angin kencang, jangan berlindung di bawah pohon,” ucapnya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI