Suara.com - Farhat Abbas menilai ada yang janggal dari video klarifikasi isu dugaan pelecehan seksual dan pemerkosaan yang dialami Hasnaeni Moein oleh Ketua KPU Hasyim Asy'ari.
Sebagai informasi, Ketua Umum Partai Republik Satu yang juga dikenal sebagai Wanita Emas itu mengaku khilaf dan sedang depresi sehingga menggaungkan isu aksi asusila Hasyim. Hasnaeni juga kemudian meminta maaf atas pengakuannya tersebut.
Klarifikasi inilah yang dianggap janggal oleh Farhat. Poin pertama yang disorot adalah tanggal pembuatan video klarifikasi, yakni tanggal 11 Desember 2022, sementara Hasnaeni baru mengaku kepadanya pada tanggal 22 Desember 2022.
"Kalau dia sudah minta maaf, ngapain dia melaporkan tanggal 22 Desember? Dia ngaku membuat video permintaan maaf tanggal 11 Desember," kata Farhat, dikutip dari kanal YouTube Uya Kuya TV, Rabu (28/12/2022).
Baca Juga: Farhat Abbas Sebut Ketua KPU Pernah Datangi Rumah Hasnaeni Moein Si Wanita Emas Jam 2 Pagi
"(Jadi video Hasnaeni sudah meminta maaf) itu sebelum saya mendampingi atau membuat beredarnya gambar (video) pengakuan itu," sambung Farhat.
Farhat juga menyoroti soal pengakuan Hasnaeni sedang depresi. Pasalnya saat bertemu terakhir kali dengan Hasnaeni, wanita yang tengah dipenjara karena dugaan kasus korupsi itu dinilai dalam kondisi baik-baik saja.
"Biasa saja, dia menguasai situasi, maksud saya dia nggak sakit jiwa, dia sehat jiwa," tutur Farhat.
"Kalau memang setuju Hasnaeni depresi, berarti Hasnaeni nggak boleh ditahan. Masa orang gila ditahan? Karena ditahan Kejaksaan, Hasnaeni tidak gila," lanjut Farhat.
Hal itu yang membuat Farhat yakin bahwa video klarifikasi Hasnaeni direkam dalam tekanan.
Baca Juga: Sempat Sebut Diperkosa Ketua KPU RI, Wanita Emas Ngaku Bohong dan Sengaja Bikin Fitnah
"Justru video yang minta maaf itu kita anggap intimidasi, itu bagian daripada strategi lawyer-nya yang menggantikan di awal," ujar Farhat, merujuk pada pengacara yang sebelumnya sempat membela Hasnaeni tetapi belakangan malah berkubu dengan Hasyim.
Karena itulah dia mendorong Hasyim untuk menanggapi mereka dengan prosedur yang tepat. Seperti dengan menjawab somasi yang sudah pernah mereka layangkan sebanyak tiga kali.
"Menurut saya Ketua KPU tahu cara bagaimana menghadapi baik secara hukum, baik secara publikasi, bagaimana bisa menjalin komunikasi sehingga masyarakat paham," kata Farhat.
Apalagi karena Farhat memastikan pihaknya sudah memiliki bukti-bukti terkait perbuatan Hasyim. Mulai dari chat, foto, hingga rekaman CCTV di hotel tempat Hasyim dan Hasnaeni diduga bertemu.