Suara.com - Nama Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi sedang menjadi sorotan lantaran digadang-gadang akan masuk ke kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pertanian menggantikan Syahrul Yasin Limpo.
Meski isu jadi Mentan kencang berhembus, tapi kapasitas TGB Zainul Majdi dipertanyakan, terutama di bidang pertanian.
Analis Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin mempertanyakan keahlian TGB jika ditunjuk sebagai menteri, terlebih menjadi menteri pertanian. Menurutnya, harus mempunyai latar belakang keahlian jika ditunjuk sebagai menteri.
"Saya tidak tahu TGB punya basic pertanian nggak? Gitu kan karena kan SYL mentan. Tetapi itu lah terkadang jabatan politik banyak diisi juga oleh bukan ahli di bidangnya," tuturnya.
Baca Juga: Isu Reshuffle Kabinet Direspons Jokowi, Elite PDIP Sebut untuk Lunasi Janji Politik
Keraguan ini muncul lantaran TGB dianggap sebagai orang yang berpengalaman di dunia politik, bukan profesional.
Rekam Jejak Politik TGB Zainul Majdi
TGB Zainul Majdi dikenal sebagai ulama dan politikus yang lahir di Pancor, Selong, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 31 Mei 1972. Ayah TGB Muhammad Zainul Majdi merupakan seorang pensiunan biroktat Pemda NTB, sementara kakenya adalah tokoh Islam dan pendiri ormas Nahdlatu Al-Wathan.
Perjalanan karier Zainul Majdi selain terjun dalam dunia dakwah dan pendidikan, juga terjun dalam dunia politik yang berawal dari ia bergabung dengan Partai Bulan Bintang (PBB) yang kemudian menjadi anggota DPR periode 2004-2009 yang berposisi di Komisi X.
Periode keanggotaannya menjadi anggota DPR berhenti pada tahun 2008, karena ia memilih untuk mencalonkan diri pada pemilihan gubernur NTB diusung oleh PKS dan PBB. Selanjutnya, TGB Zainul Majdi terpilih menjadi gubernur NTB periode 2008-2013 pada usia 36 tahun yang berpasangan dengan Ir. Badrul Munir.
Baca Juga: Syahrul Yasin Limpo Diprediksi Bakal Jadi Korban Reshuffle Jokowi
Setelah itu, ia kembali mencalonkan diri dalam pemilihan gubernur NTB 2013 diusung oleh partai Demokrat. Zainul Majdi kembali terpilih menjadi gubernur NTB periode 2013-2018 yang berpasangan dengan Muhammad Amin.
Setelah periode menjabat sebagai gubernur NTB usai, Zainul Majdi menyatakan mundur dari posisinya sebagai anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat dikarenakan alasan pribadi. Bahkan ia sempat digadang-gadang akan menjadi salah satu calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi dalam pemilihan presiden tahun 2019, namun Jokowi akhirnya memilih Ma’ruf Amin sebagai cawapres pendampingnya.
Kemudian Zainul Majdi ditetapkan sebagai salah satu Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar yang menjadi ketua Korbid Keumatan sekaligus menjadi Wakil Ketua Pemenangan Pemilu dan Pilpres. Zainul Majdi menyatakan alasannya keluar dari Partai Golkar bahwa ia sudah lama tidak aktif di Golkar sehingga ia menyampaikan pengunduran dirinya sebagai kader Golkar dan ia telah menyampaikan keputusannya untuk bergabung dengan Partai Perindo kepada Airlangga Hartanto sebagai Ketua Umum Golkar.
Selanjutnya, Zainul Majdi resmi dilantik menjadi Ketua Harian Nasional DPP Partai Perindo, pelantikan tersebut dilakukan langsung oleh Hary Tanoesoedibjo sebagai Ketua Umum Partai Perindo. Zainul beranggapan Partai Perindo memberikan ruang berekspresi bagi dirinya.