Mengutip laman resmi SIIN BRIN, Erma merupakan alumnus ITB dan mengambil S1 di Fakultas Sains dan Kebumian.
Kemudian tertera di LinkedIn pribadinya, Erma melanjutkan S2 dan S3 di perguruan tinggi yang sama.
Erma menulis tesis S2 berjudul Pengaruh Cross-Equatorial Notherly Surge (CENS) Terhadap Presipitasi Pada Kasus Banjir Jakarta 2013 dan berhasil memperoleh ijazah Master of Science (M.Sc.) in Atmospheric Science, Atmospheric Sciences and Meteorology.
Tak puas berhenti di S2, Erma lanjut S3 dan mendapat gelar Doctor of Philosophy /PhD, Atmospheric Sciences and Meteorology.
Melalang buana meneliti banjir dan cuaca
Kembali mengutip laman LinkedIn pribadinya, Erma telah banyak melalang buana di berbagai lembaga riset. Ia sempat berkarier di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN sebagai seorang peneliti dari Januari 2008 hingga September 2022.
Kala itu, ia meneliti tentang mesoscale meteorology, meteorology dynamics, climatology, numerical modeling, air-sea interaction, dan extreme event.
Erma kemudian pindah ke BRIN sebagai seorang ahli klimatologi sejak September 2021.
Selain meneliti, Erma juga aktif di media sosial. Erma banyak mencuit tentang keadaan dan perkiraan cuaca melalui akun Twitternya sembari membagikan data lapangan.
Baca Juga: Bukan Badai, BMKG Mengonfirmasi Potensi Cuaca yang Akan Terjadi Hari Ini
Kontributor : Armand Ilham