"Saya katolik, saya tidak masalah dengan hal itu. Ada imam yang punya wewenang untuk itu, yang pasti sudah mempertimbangkan kepentingan ekaristi dan altar kudus," timpal lainnya.
"Terganggunya rangkaian kegiatan ibadah tidak akan menghapus nilai dari ibadah itu sendiri. Pesan-pesan perdamaian dan persaudaraan, lebih bisa diterima dengan hadirnya presiden ketimbang khotbah tanpa praktik di masyarakat," komentar warganet.
"Kehadiran pejabat yang beragama lain atau penjagaan dari ormas seperti Banser saya yakin mengurangi kesakralan ibadah. Toleransi yang kebablasan, toleransi cukup menghargai dengan tidak menggangu ibadah agama lain," imbuh warganet lain.
"Maaf pendeta atau Romo gereja Anda mempersilahkan Pak Jokowi sebagai Presiden RI untuk hadir, aneh Anda yang malah ribet Presiden RI milik semua rakyat dan tidak memandang SARA, perlu belajar lagi adab rupanya," tambah warganet lain.
Kontributor : Damayanti Kahyangan