Sering Reshuffle, Rocky Gerung Pertanyakan Kepemimpinan Jokowi

Diana Mariska Suara.Com
Selasa, 27 Desember 2022 | 16:00 WIB
Sering Reshuffle, Rocky Gerung Pertanyakan Kepemimpinan Jokowi
Presiden Jokowi memimpin rapat kabinet di Kantor Presiden, Jakarta. [Foto Kris - Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah kian kencangnya embusan isu perombakan kabinet, pengamat politik Rocky Gerung mengomentari hal tersebut dan mengatakan keputusan-keputusan reshuffle Presiden Joko Widodo menunjukkan kegagalannya sebagai seorang pemimpin.

Dilansir dari Warta Ekonomi pada Selasa (27/12), Rocky mempertanyakan kemampuan Presiden Jokowi dalam memimpin usai dirinya beberapa kali melakukan reshuffle.

“Presiden di awal tahun lalu sudah berkali-kali bilang ‘menteri-menteri saya itu saya pilih sendiri karena itu yang bertanggung jawab adalah saya kalau terlalu banyak menteri yang di-reshuffle’,” kata Rocky.

“Kalau keseringan reshuffle, apa artinya memang Presiden tidak bisa memimpin? Kan, gampang itu menilainya,” ia menambahkan.

Lebih jauh, Rocky juga menerka-nerka mengapa isu reshuffle ini ramai dibicarakan menjelang momen pemilihan presiden 2024.

Sebelumnya, perlu dicatat bahwa Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, pernah secara terang-terangan menyebut bahwa dua menteri dari Partai Nasdem harus dievaluasi kinerjanya. Kedua menteri tersebut adalah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.

Rocky menduga, PDIP sebenarnya ingin meminta ‘jatah’ menteri dengan menggemborkan kabar perombakan kabinet.

“Sebenarnya, mereka bisa minta tambahan yang memang dari dulu hak PDIP tetapi enggak dikasih sama Pak Jokowi,” katanya. “Kan, PDIP bisa dapat separuh kabinet, kira-kira begitu, atau minimal 30 persen tetapi enggak dikasih.”

“Sekarang menuntut supaya dikasih dengan menggeser orang lain,” sebut Rocky.

Pekan lalu, Djarot Saiful Hidayat secara terbuka meminta agar dua menteri dari Nasdem dievaluasi.

"Mentan dievaluasi, Menhut dievaluasi … semua menteri juga dievaluasi … supaya ada satu darah baru yang segar, mendukung penuh kebijakan Pak Jokowi, untuk menuntaskan janji kampanye sebelumnya," kata Djarot, Jumat (23/12).

Memang, kata dia, reshuffle merupakan hak prerogratif Presiden Jokowi. Menurutnya, menjelang berakhir masa jabatan perlu juga adanya evaluasi.

"Kalau reshuffle urusan Pak Jokowi untuk bisa mengevaluasi. Evaluasi kinerja seluruh menteri, apalagi menjelang berakhir masa jabatan presiden. Sehingga program-program yang sudah dicanangkan oleh pak Jokowi itu betul-betul bisa tercapai. Sudah waktunya dievaluasi," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI