Suara.com - Siapa Low Tuck Kwong? Sosok pengusaha batu bara ini mendepak Hartono bersaudara dari pucuk daftar orang terkaya di Indonesia.
Menurut Real Time Forbes Billionaires, harta kekayaan Low Tuck Kwong telah mencapai USD 25,2 miliar atau setara Rp 393,12 triliun (kurs Rp 15.600 per USD 1). Jumlah ini lebih tinggi dibanding Hartono bersaudara, dimana Budi Hartono sebesar USD 22,1 miliar atau setara Rp 344,76 triliun dan Michael Hartono sebesar USD 21,3 miliar atau setara Rp 332,28 triliun. Mari mengenal siapa Low Tuck Kwong sebenarnya.
Low Tuck Kwong dikenal sebagai raja batu bara, Low Tuck Kwong adalah pendiri Bayan Resources, sebuah perusahaan pertambangan batu bara di Indonesia. Dia juga memimpin perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy -sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources - dan memiliki minat di The Farrer Park Company, Samindo Resources dan Voksel Electric.
Low mendukung SEAX Global, yang sedang membangun sistem kabel laut bawah laut untuk konektivitas internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia. Low bekerja untuk perusahaan konstruksi ayahnya di Singapura saat remaja dan kemudian pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk meraih peluang yang lebih besar.
Baca Juga: Low Tuck Kwong Jadi Orang Paling Tajir, Saham BYAN Sudah Meroket 629 Persen Sepanjang 2022
Sosok yang dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia oleh Forbes ini berkembang pesat sebagai kontraktor bangunan tetapi mendapatkan jackpot setelah membeli dan membangun area tambang pertamanya pada tahun 1997. Itulah awal mula, profil Low Tuck Kwong melesat menjadi orang terkaya.
Sumber kekayaan Low Tuck Kwong
Berdasarkan laporan dari forbes, selama sembilan bulan pertama tahun ini, Bayan memiliki lebih banyak pendapatan ($3,3 miliar) dan laba ($1,7 miliar) daripada sepanjang tahun 2021—dan tahun lalu telah memberikan hasil yang melonjak, dengan pendapatan lebih dari dua kali lipat dan laba hampir empat kali lipat.
Harga saham Bayan telah meningkat lima kali lipat sejak awal 2021, dan meningkat tiga kali lipat tahun ini. Lonjakan saham membantu Low yang berusia 74 tahun, yang memiliki saham mayoritas Bayan, menjadi orang No. 2 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia, dari urutan ke-18, dengan kekayaan melonjak 4,7 kali lipat menjadi $12,1 miliar.
Latar belakang kehidupan
Baca Juga: Low Tuck Kwong Jadi Orang Terkaya di Indonesia, Dari Mana Saja Sumber Hartanya?
Low lahir di Singapura. Ia telah melihat banyak pasang surut selama 25 tahun dalam apa yang disebutnya sebagai "bisnis yang sulit". Ayahnya, yang bermigrasi ke Singapura dari Guangzhou di Cina selatan ketika dia berusia tiga tahun, memulai sebuah perusahaan konstruksi sipil, Sum Cheong.
Ketika Low berusia 14 tahun, dia mulai membantu ayahnya dalam membangun proyek sepulang sekolah. Sum Cheong akhirnya menjadi perusahaan yang sukses di Singapura dan Malaysia.
Tetapi alih-alih berencana untuk mengambil alih, Low ingin mendirikan sendiri perusahaannya di tempat yang lebih besar, dan melihat peluang di Indonesia, di mana pada saat itu hanya sedikit orang dari Singapura yang berbisnis di Indonesia.
Pada tahun 1973—pada usia 25 tahun—ia mendapatkan proyek pertamanya, melakukan pekerjaan dasar untuk sebuah pabrik es krim di Ancol, di pantai Jakarta. Low mengatakan dia adalah kontraktor pertama di Indonesia yang menggunakan palu diesel untuk tiang pancang, yang mempercepat pekerjaan.
Teman Presiden Soeharto
Saat menjalankan pekerjaan itu, Low mendapat terobosan besar. Dia mengatakan dia "sangat beruntung" bertemu Liem Sioe Liong, pendiri Salim Group dan teman mendiang Presiden Soeharto. Liem yang kemudian juga menjadi salah satu pengusaha terkaya Indonesia adalah pemilik pabrik tepung terigu Bogasari.
"Dia melihat kami membawa tumpukan, menghentikan kami dan berbicara dengan saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa berbicara bahasa Indonesia, dan dia memberi saya kartu namanya, berbicara kepada saya dalam bahasa Mandarin dan meminta saya untuk menemuinya nanti," kata Low, kepada Forbes (7/12/2022).
Hal ini menjadi awal mulainya Low bekerja dengan Liem, yang meninggal pada tahun 2012, dan putra bungsunya Anthoni, juga berada di No. 5 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia. "Keduanya banyak membantu kami," kata Low.
Pecinta binatang
Low menyukai binatang dan mendirikan kebun binatang pribadi mulai pada akhir 1990-an ketika dia melihat bahwa ada banyak hewan liar yang kehilangan habitatnya dari penambangan dan budidaya perkebunan, dan akibatnya berkeliaran ke desa-desa di dekat tambangnya.
Ketika dia mengunjungi tambang batu bara sekali atau dua kali dalam sebulan dari Jakarta, dia tidak pernah lupa untuk memeriksa hewan-hewannya, mengambil gambar dan video, yang sering dia bagikan ke teman-teman terdekatnya.
Selain hewan, Low juga menanam banyak varietas tanaman dan pohon di daerah di konsesi Tabang 180 kilometer barat laut Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur. Demikian itu yang bisa disampaikan berkaitan dengan siapa Low Tuck Kwong selengkapnya.
Kontributor : Mutaya Saroh