Profil Romo Magnis Suseno, Cendekiawan Katolik Saksi Ahli Ringankan Bharada E di Sidang Kasus Ferdy Sambo

Rifan Aditya Suara.Com
Selasa, 27 Desember 2022 | 07:28 WIB
Profil Romo Magnis Suseno, Cendekiawan Katolik Saksi Ahli Ringankan Bharada E di Sidang Kasus Ferdy Sambo
Profil Romo Magnis Suseno, Pasto Jadi Saksi Ahli Ringankan Bharada E di Sidang Kasus Ferdy Sambo - Ahli filsafat moral, Franz Magnis-Suseno atau Romo Magnis, menjelaskan mengenai etika normatif dalam persidangan kasus Yosua, dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E di PN Jaksel. (Suara.com/Rakha)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pendidikan Romo Magnis Suseno

Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara, Franz Magnis Suseno dalam webinar bertajuk Pancasila: Tandingan Agama atau Etika Kebangsaan?, Sabtu (19/6/2021). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]
Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyakara, Franz Magnis Suseno dalam webinar bertajuk Pancasila: Tandingan Agama atau Etika Kebangsaan?, Sabtu (19/6/2021). [Suara.com/Ria Rizki Nirmala Sari]

Setelah menyelesaikan pendidikan jenjang SMA, Romo Magnis bergabung dengan Serikat Jesuit. Serikat Jesuit sendiri adalah ordo yang ada di dalam Gereja Katolik Roma dan dikenal dengan kedisiplinannya. Pada tahun 1955, Romo Magnis menempuh pendidikan ilmu kerohanian. 

Karena bergabung dengan Serikat Jesuit inilah yang membuat Magnis dikirim ke Indonesia. Beliau diutus untuk melakukan pengabdian ketika usianya yang masih 25 tahun pada Januari 1961. Selama di Indonesia, ia tinggal di Kulon Progo, DIY sambil menempuh pendidikan di Institut Filsafat Teologi Yogyakarta. 

Selama tinggal di Jogja, Romo Magnis banyak belajar bahasa dan juga budaya Jawa yang berpadu dengan ajaran Katolik. Kemudian selesai ditahbiskan menjadi seorang pastor pada 1967, ia ditugaskan untuk mempelajari ilmu filsafat di Jerman hingga berhasil meraih gelar doktor di jurusan filsafat. 

Selang beberapa tahun tepatnya pada 1977, ia resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) dan menambah namanya dengan nama Indonesia. Sejak menjadi WNI itulah namanya berubah menjadi Franz Magnis-Suseno. 

Diketahui Romo Magnis berteman baik dengan sejumlah tokoh penting, salah satunya Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Bahkan, ia menganggap Gus Dur adalah orang yang paling penting dalam hidupnya. 

Prestasi Romo Magnis Suseno

[Sesawi/AFP]
[Sesawi/AFP]

Selama di Indonesia, Romo Magnis berkontribusi yang sangat besar di bidang pendidikan. Ia menjadi dosen di beberapa universitas ternama di Indonesia hingga menyandang gelar guru besar dan dosen luar biasa. Romo Magnis juga menjadi penceramah cukup digemari dan penulis sejumlah karangan ilmiah populer. 

Berdasarkan catatan, sudah sejak 1 april 1996, Romo Magnis diangkat menjadi Guru Besar filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta. Bahkan sampai saat ini, ia masih aktif menjadi dosen, ahli ilmu filsafat serta aktif dan juga produktif dalam menghasilkan beberapa tulisan. 

Baca Juga: Cecar Romo Magnis Suseno soal Moral Bharada E, Jaksa Singgung Surat Matius 5 Ayat 21: Jangan Membunuh...

Sepanjang tinggal di Indonesia, Romo Magnis telah mendapatkan dua penghargaan. Diantaranya yaitu penghargaan Bintang Mahaputra Utama pada 2015 silam dan Premio Internazionale Matteo Ricci atau Matteo Ricci Award (MRA) pada tahun 2016. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI