Richard Eliezer Cuma Halu Ditekan Ferdy Sambo sampai Nekat Tembak Yosua? Begini Kata Psikolog Forensik

Senin, 26 Desember 2022 | 20:38 WIB
Richard Eliezer Cuma Halu Ditekan Ferdy Sambo sampai Nekat Tembak Yosua? Begini Kata Psikolog Forensik
Terdakwa kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Richard Eliezer bersiap menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (7/11/2022). [ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri menjadi saksi ahli yang meringankan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu di persidangan hari Senin (26/12/2022).

Dalam kesempatan itu, Jaksa Penuntut Umum sempat mempertanyakan penilaian Reza soal apakah Eliezer benar-benar dalam tekanan Ferdy Sambo atau tidak.

"Tekanan ini apakah sifatnya harus konkret? Atau apakah bisa tekanan itu dilepaskan secara bebas terhadap pelaku itu sendiri, hanya berdasarkan ramalan dan dugaan-dugaan, ketakutan dia sendiri?" tanya JPU.

Reza lalu menjawab pertanyaan JPU ini dengan penelitian Stanley Milgram, yakni soal tiga dimensi psikologis seseorang.

Baca Juga: Code of Silence, Jiwa Korsa Ferdy Sambo dan Bharada E Dianggap Menyimpang

Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri saat menjadi saksi meringankan Bharada E di sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Yosua. (Suara.com/Rakha)
Ahli psikologi forensik, Reza Indragiri saat menjadi saksi meringankan Bharada E di sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Yosua. (Suara.com/Rakha)

"Dimensi makro, terkait dengan bagaimana pengaruh organisasi terhadap individu yang bersangkutran. Lalu dimensi mikro, saya tidak tahu apa sesungguhnya isi dimensi mikro Saudara Richard Eliezer," terang Reza.

"Ketiga dimensi meso, yaitu interaksi antara Richard Eliezer dengan pihak yang memberikan perintah atau tekanan tersebut, yakni Ferdy Sambo," lanjutnya.

Reza mengaku tidak tahu bagaimana dimensi-dimensi tersebut secara konkret. Namun Reza menilai tekanan yang dirasakan Eliezer bisa ditakar secara objektif dengan temuan Milgram.

Yang pertama dilihat dari apakah pemberi perintah memiliki otoritas. "Kalau pemberi perintah punya otoritas, objektif (ada tekanan objektif)," ungkap Reza.

"Yang kedua, apakah pihak pemberi perintah itu mengenakan kostum tertentu?" sambungnya. Menurut penelitian Milgram, seseorang yang diperintah menunjukkan respons yang berbeda apabila pemberi perintah terlihat mengenakan seragam yang lebih menunjukkan otoritas maupun pangkatnya.

Baca Juga: 'Saya Sudah Emosi' Ferdy Sambo Blak-blakan Sebut Sikap Brigadir J Tak Lazim

"Lokasi pemberi perintah itu dilakukan di mana? Di lokasi yang otoritatif atau umum saja?" ujar Reza. "Silakan dicek, apakah pemberian perintah itu disampaikan oleh pihak pemberi perintah di lingkungan yang legitimate tidak?"

Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo hadir untuk mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo hadir untuk mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Maksudnya apakah pemberi perintah menginstruksikan sesuatu ketika berada di wilayah yang mencerminkan legitimasinya seperti rumah atau ruangan kerjanya.

Selain itu, Reza juga menyoroti soal apakah pemberi dan yang diberi perintah berada di satu ruangan yang sama atau tidak.

"Kalau unsur-unsur yang ditemukan oleh Milgram itu ada, maka kita punya alasan untuk mengatakan bahwa tekanan itu objektif ada," tutur Reza.

"Dengan demikian, pemahaman kata tekanan tidak melulu harus dimanifestasikan lewat perintah lisan, tapi tekanan itu, bahkan perintah itu, bisa termanifestasikan secara non-verbal," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI