6 Fakta Banjir Besar Makassar, Wali Kota Kejar Pengembang Rumah Tanggung Jawab

Farah Nabilla Suara.Com
Senin, 26 Desember 2022 | 13:38 WIB
6 Fakta Banjir Besar Makassar, Wali Kota Kejar Pengembang Rumah Tanggung Jawab
Banjir melanda sejumlah wilayah di Kota Makassar. Menyebabkan ratusan orang mengungsi. {SuaraSulsel.id/Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kota Makassar kini separuh tenggelam akibat banjir yang melanda beberapa kawasan di ibukota. Hal ini pun terjadi sejak Minggu, (25/12/2022). Cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah di Makassar pun membuat kota ini harus menutup beberapa akses karena banjir yang sudah merendam ribuan rumah.

Dari pantauan pemkot Makassar, setidaknya ada 3000 rumah yang terendam banjir. Simak inilah 6 fakta selengkapnya

Wali kota minta pertanggungjawaban

Banjir yang menyebabkan ribuan warga harus mengungsi ini dianggap Wali kota Makassar, Danny Pomanto sebagai kesalahan pengembang rumah dan bangunan yang sering melupakan daerah resapan air sehingga membuat sebagian kota Makassar terendam banjir.

Baca Juga: Jokowi Singgung Siapa pun Gubernur DKI Wajib Urus Banjir, PSI: Repot Kalau Tak Selaras dengan Pusat

Wali Kota Makassar pun menyebut bahwa beberapa daerah penampungan air seperti kolam retensi malah digunakan oleh developer sebagai kawasan pembangunan perumahan. 

"Ini kan yang buat developer yang kena masyarakat mestinya yang tanggung jawab developer," ujar Danny.

Anggap penanganan lambat

Danny pun menilai bahwa penanganan banjir ini cukup lambat, ditambah lagi ini merupakan kali kedua Makassar banjir setelah bulan November lalu juga mendapat banjir kiriman dari Gowa.

"Banjir yang kedua kalinya dalam dua bulan ini tidak lazim. Inilah yang paling parah karena daerah-daerah yang tidak biasa mengungsi itu mengungsi," tambah Danny.

Baca Juga: Cuaca Buruk, Banjir Rob Terjang Kecamatan Legon Kulon Subang, Hampir Seribu Rumah Warga Terendam

Ia pun mengungkap sudah mencoba untuk berdiskusi dengan masyarakat soal aliran air yang bisa dilakukan menuju laut.

"Saya ingin melibatkan semua masyarakat supaya usulan itu kita usulkan ke balai (BBWSPJ) agar aliran air ini bisa lancar ke laut, aliran di Nipa-Nipa sudah lancar justru dari hulu lancar masuk ke sini," ujarnya.

Ribuan warga dievakuasi

Akibat banjir besar ini, setidaknya ada 6000 warga yang harus dievakuasi dari rumah masing-masing ke tempat pengungsian.

Dari data yang diungkap oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Makassar, pihak BPBD melaporkan setidaknya ada 2.646 rumah yang terendam dan mengakibatkan 1.954 kepala keluarga (KK) harus diungsikan serta mendapat pengawasan dari pemerintah Kota. 

Berbagai ruas jalan ditutup

Tak hanya merendam rumah-rumah, banjir ini juga menyebabkan beberapa ruas jalan protokol di kota Makassar harus ditutup sementara karena banjir yang terjadi cukup dalam sehingga resiko warga atau mobil tenggelam begitu besar.

Sebut saja seperti ruas jalan Manggala dan Moncongloe yang harus ditutup selama banjir belum juga surut.

Warga buka jasa perahu

Banjir yang melanda Makassar ini juga menyebabkan warga harus menggunakan transportasi perahu karet untuk bisa menuju tempat pengungsian.

Hal ini pun dimanfaatkan sebagian warga untuk menyewakan jasa perahu karet mereka di tengah-tengah musibah yang sedang terjadi.

Titik pengungsian warga

Danny selaku walikota pun mengungkap bahwa pihaknya telah menyediakan beberapa titik pengungsian, sejumlah 11 titik pengungsian bagi masyarakat yang terkena dampak banjir, khususnya di Blok 8, 9, dan 10 Perumnas Antang, Kelurahan Manggala, Kecamatan Manggala.

Kontributor : Dea Nabila

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI