Ahli Ungkap Cemasnya Bharada E Usai Tembak Yosua: Suka Mainin Tangan, Akhirnya Tenang Didampingi LPSK

Menurut Liza, dia pertama kali memeriksa Bharada E pada 15 Agustus 2022
Suara.com - Liza Marielly Djaprie, ahli psikolog klinis menilai Bharada Richard Eliezer atau Bharada E sempat merasa sangat cemas usai menembak Brigadir Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Keterangan itu disampaikan Liza saat dirinya dimintai keterangan sebagai saksi ahli meringankan bagi Richard Eliezer dalam persidangan pembunuhan berencana Brigadir Yosua di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (26/12/2022).
Menurut Liza, dia pertama kali memeriksa Richard pada 15 Agustus 2022. Dalam momen itu, Richard menunjukkan tanda-tanda sangat cemas pasca insiden berdarah di Duren Tiga pada 8 Juli 2022.
Bahkan, Richard juga menghindari kontak mata dengan Liza pada saat itu.
Baca Juga: Beda Nasib Terkini Ferdy Sambo dan Richard Eliezer: Makin Gemoy vs Bikin Anak Kangen
"Saat pertama kali bertemu itu memang kondisinya masih sangat cemas. Dia banyak sekali mainin tangan, kemudian menjaga tidak ada kontak mata, setelah itu suaranya volumenya pelan sekali," kata Liza.
Namun begitu, seiring berjalannya waktu Richard akhirnya pelan-pelan mampu menjelaskan kontruksi kejadian pembunuhan Yosua. Terutama pasca Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mendampingi Richard sebagai justice collaborator.
"Setelah Richard didampingi oleh LPSK, itu dia kondisi jauh lebih tenang, kemudian lebih bisa kontak mata, lebih santai, lebih bisa tektokannya tuh lebih enak," ujar Liza.
Liza menyampaikan, berdasarkan tes Minessota Motivatic Personality Inventory (MNPI) yang dilakukan menggunakan alat pendeteksi kebohongan menunjukkan jika Richard telah menyampaikan keterangan jujur saat diperiksa.
"Dalam arti Richard berkata dengan jujur, hasil hasil asesmennya dia bisa dipertanggungjawabkan," jelas Liza.
Baca Juga: Apa Hukuman Ferdy Sambo Sekarang? Trisha Eungelica sang Anak Berharap Ayah Cepat Pulang
Selain itu, Richard juga menjalani tes wawancara atau dalam psikologi klinis disebut sebagai anamnesa. Hasilnya, Richard berkata jujur dan meneceritakan kejadian pembunuhan Yosua secara berurutan.