Ujang mendasarkan analisis ini pada fakta yang dijumpainya tidak lama sebelum penangkapan eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

"Saya katakan ini adalah operasi hitam menjelang Pilpres. Lalu ada salah seorang menteri, meng-WA saya, dikirim link berita itu ke saya. Dia mengatakan, 'Seperti itu lah kira-kira'. Ya (membenarkan analisis saya)," terang Ujang.
Karena itulah, Ujang juga memiliki opini yang sama terkait penggeledahan ruang kerja Khofifah. Namun Ujang juga tetap meyakini KPK telah bekerja sesuai rambu-rambu yang berlaku.
"Tetapi kita tahu juga, dalam banyak persoalan, kasus, kesempatan, KPK juga bermain di wilayah politik. Karena itu saya tidak aneh dan heran kalau masyarakat mengait-ngaitkan penggeledahan ruang kerja Gubernur dan masalah wakil presiden," kata Ujang.
Ujang menilai Khofifah memiliki sejumlah poin positif yang bisa menjadi daya tawar menarik di Pilpres 2024.
"Dianggap belum ada masalah, maka dicarilah masalah-masalah itu. Nah kebetulan ada OTT yang terkait dengan Wakil Ketua DPRD tersebut," ungkap Ujang.
"Saya sih, mohon maaf, tanda petik ya, bisa saja bagian dari operasi politik. Karena di negara kita, instrumen hukum masih bisa diintervensi politik," lanjutnya.
Ujang lalu mengaitkan analisisnya tersebut dengan KPK yang juga mulai menyenggol Anies Baswedan, dalam hal ini untuk kasus Formula E.
Baca Juga: Elektabilitas Ganjar Tinggi, Golkar Happy, PDI Perjuangan Ribut, Rocky Gerung: Itu Pembusukan