Natal di Australia: WNI Rayakan dan Maknai Natal dengan Keluarga Berbeda Keyakinan

Diana MariskaABC Suara.Com
Sabtu, 24 Desember 2022 | 13:09 WIB
Natal di Australia: WNI Rayakan dan Maknai Natal dengan Keluarga Berbeda Keyakinan
Dekorasi pohon Natal (Photo by Element5 Digital/pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Winda yang bekerja sebagai community support worker di Melbourne menikah dengan David Jacobs pada tahun 2006. 

Mereka dikaruniai dua anak perempuan berusia 14 dan 12 tahun serta seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.

Meski di dalam keluarganya sendiri tidak ada tukar-tukaran kado, namun anak-anak Winda dan David biasanya akan mendapatkan hadiah Natal dari keluarga dan paman-pamannya.

"Karena di rumah kami tak ada pohon Natal, ibu mertuaku biasanya meminta anak-anak kami ke rumahnya untuk ikut mendekorasi pohon Natal," katanya.

Winda mengaku bisa memahami jika adanya komentar negatif soal keluarga beda agama yang merayakan Natal, termasuk dari beberapa anggota komunitas Indonesia.

"Mungkin saja karena mereka tidak mengerti mengerti posisi saya yang memiliki mertua dan keluarga suami yang merayakan Natal," ujarnya.

Membangun toleransi dalam keluarga

Pentingnya menanamkan toleransi di dalam keluarga yang menikah beda agama dirasakan oleh Nila Tanzil, mahasiswi S3 Curtin University di Perth.

NIla beragama Katolik, namun memiliki ayah beragama Buddha dan ibu beragama Islam. Ia sudah merayakan Natal sejak kelas 5 SD.

Nilai toleransi yang terbangun dalam keluarganya membuat Nila merasa jika momen Natal memberikan "kedamaian di dalam hati".

"Saya merasa walaupun keluarga saya beda agama tapi saya merasakan kasih sayang yang luar biasa," katanya kepada Natasya Salim dari ABC Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI