Suara.com - Partai NasDem ramai diisukan tengah "galau" dalam mencari bakal calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi Anies Baswedan. Kabarnya, partai yang dipimpin Surya Paloh itu bahkan tertarik untuk meminang mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai pasangan Anies.
Hal itu tentu semakin memicu dilema, khususnya di tengah upaya koalisi antara Partai NasDem, Demokrat dan PKS. Pasalnya, Demokrat ngotot beri sinyal ingin Ketua Umum mereka, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapres mendampingi Anies.
Situasi itu pun ditanggapi oleh Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor. Ia membandingkan mana yang lebih mungkin dan menguntungkan untuk menjadi cawapres pasangan Anies di Pemilu 2024, apakah AHY atau Andika Perkasa.
Menurutnya, sosok AHY lebih berpeluang membawa kemenangan bagi Anies dan NasDem ketimbang Andika Perkasa. Alasannya, putra sulung Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu lebih memiliki potensi besar dalam menggaet pemilih.
Baca Juga: Ruhut Sitompul 'Beraksi' Lagi! Kini Sebut Anies Tak Punya Prestasi di Jakarta: Biar Gak Salah Pilih
"AHY itu atraktif, tampilannya menjanjikan dan sangat siap untuk itu (bakal cawapres)," kata Firman di Hotel Cipta Pancoran, Jakarta Selatan seperti dikutip dari Wartaekonomi.co.id -- jaringan Suara.com, Jumat (23/12/2022).
Tak hanya itu, AHY juga memiliki modal Partai Demokrat yang selalu mendukungnya, di mana partai tersebut tengah naik daun. Modal suara dari Partai Demokrat tentu dinilai sangat dibutuhkan NasDem yang harus segera menyukseskan koalisi.
"Jadi, itu (AHY) alat bargaining Demokrat untuk koalisi tersebut," tambahnya.
Kendati demikian, Firman tak memungkiri jika Andika Perkasa memang pernah menjadi salah satu kandidat capres Partai NasDem, sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan ke mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Firman juga mengutarakan keraguannya atas elektabilitas AHY dalam mencari suara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pasalnya, dua provinsi itu dinilai menjadi wilayah terberat untuk ditaklukkan Koalisi Perubahan.
Baca Juga: Golkar Sebut Tak Masalah Jika Ridwan Kamil Tak Gabung: Happy-happy Aja, Bukan Kiamat