Desak Pemerintah Tetapkan KLB, Tim Advokasi Sebut Banyak Penyakit Penyerta yang Dialami Korban Gagal Ginjal Akut

Jum'at, 23 Desember 2022 | 19:44 WIB
Desak Pemerintah Tetapkan KLB, Tim Advokasi Sebut Banyak Penyakit Penyerta yang Dialami Korban Gagal Ginjal Akut
Tim Advokasi Untuk Kemanusiaan (Tanduk) bersama para keluarga korban gagal ginjal akut progesif Atipikal (GGAPA) mendatangi gedung Ombudsman RI, Jumat (23/12/2022). [Suara.com/Yosea]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keluarga korban gagal ginjal akut progesif Atipikal (GGAPA) bersama Tim Advokasi untuk Kemanusiaan (Tanduk) mendesak pemerintah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Desakan tersebut berkaitan dengan dugaan maladministrasi yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atas peredaran obat sirup beracun.

Anggota Tanduk, Siti Habiba berharap, status KLB tidak dipandang sebagai kejadian yang saat itu terjadi. Lebih dari itu, pemerintah diminta melihat secara kompleks dan menyeluruh bahwa masih banyak penyakit penyerta yang dialami para korban.

"Memohon kepada pemerintah terutama Kementerian Kesehatan melihat secara kompleks dan menyeluruh bahwa masih banyak penyakit-penyakit penyerta lainnya yang harus dilalui oleh para korban," kata Habiba di kantor Ombudsman RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2022).

Merujuk pada catatan medis yang ada, Habiba menyebut bahwa para korban harus mengunjungi enam sampai tujuh poliklinik dalam seminggu. Bahkan, ada korban lain yang sudah tiga bulan berada di rumah sakit yang kondisi kesehatannya tidak mengalami perbaikan.

"Kami berharap pemerintah memberikan perhatian khusus," katanya.

Para keluarga korban juga mendesak Ombudsman RI melakukan monitoring secara maksimal dalam kasus ini. Selain itu, pendampingan dan pemulihan juga diharapkan berjalan maksimal agar kondisi kesehatan para korban makin membaik.

"Kami benar-benar ingin mendorong pihak Ombudsman untuk memonitoring maksimal mendampingi bagaimana caranya ini ke depannya berjalan sesuai seperti yang keluarga korban harapkan," kata salah satu orang tua korban, Safitri Puspa Rani.

Menurut Safitri, anak-anak yang sudah pulang dari rumah sakit masih betul-betul membutuhkan perawatan intensif. Sebab, gagal ginjal akut begitu mengerikan.

"Jadi anak-anak yang pulang ini, yang masih butuh perawatan ini juga bermain dengan waktu sama, seperti nama gagal ginjal akut waktunya pun juga akut, tiba tiba dan cepat," katanya.

Baca Juga: Desak Pemerintah Terbitkan KLB, Keluarga Korban: Gagal Ginjal Akut, Waktunya Juga Akut

Pihak keluarga korban juga meminta agar pendampingan kesehatan terus dilakukan secara maksimal. Kemudian, fasilitas kesehatan juga harus dipenuhi agar pemulihan kepada korban berjalan dengan baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI