Saking Berkuasanya, Chuck Putranto Takut Bertanya ke Sambo Saat Lihat Mayat Brigadir Yosua Tergeletak

Jum'at, 23 Desember 2022 | 14:59 WIB
Saking Berkuasanya, Chuck Putranto Takut Bertanya ke Sambo Saat Lihat Mayat Brigadir Yosua Tergeletak
Terdakwa kasus merintangi penyidikan atau obstruction of justice pembunuhan berencana terhadap Brigadir J, Kompol Chuck Putranto di PN Jaksel, Kamis (15/12/2022). [Antara/Muhammad Iqbal].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Setelah sedikit melihat kondisi di dalam rumah, Chuck kemudian keluar dan berdiri di dekat Sambo.

Prasangka Chuck Putranto

Sebelumnya, Chuck Putranto juga sempat mengira keramaian yang terjadi di rumah atasannya pada 8 Juli, saat Brigadir Yosua Hutabarat tewas dibunuh karena putusan etik Raden Brotoseno.

Pada hari kejadian, Chuck mengaku ditelepon oleh eks Karo Provos Polri Benny Ali dan eks Karo Paminal Hendra Kurniawan. Kedua jenderal polisi itu menanyakan keberadaan Chuck saat itu.

Tiba-tiba, asisten pribadi Chuck bernama Edwin melaporkan jika ada sejumlah anggota Provos membawa senjata api laras panjang berjaga di depan rumah dinas Sambo di Duren Tiga.

"Diberitahukan bahwa ada anggota Provos yang membawa senjata panjang ke rumah dinas," kata Chuck.

Chuck menuturkan jika ada anggota Provos yang membawa senjata api laras panjang menandakan sedang terjadi situasi genting.

Pada saat itu, Chuck berusaha menghubungi ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer namun tak kunjung mendapatkan balasan. Akhirnya, Chuck berangkat dari kantornya di Mabes Polri bersama pegawai harian lepas (PHL) Ariyanto menuju rumah Sambo di Duren Tiga.

Chuck tiba di lokasi sekitar pukul 18.10 WIB. Awalnya, dia mengira keramaian yang terjadi di rumah dinas Sambo dikarenakan putusan etik Raden Brotoseno.

Baca Juga: Tragedi Duren Tiga Tamparan Telak Terhadap Polri, AKBP Ridwan Soplanit: Kenapa Kami Harus Dikorbankan?

"Jadi kami berpikir saat itu sebelum pukul 13.30 WIB, saat itu ada sidang kode etik peninjauan kembali AKBP Brotoseno, jadi kami beranggapan apa ini dampak dari putusan itu yang mulia. Jadi kami berangkat ke sana," jelas Chuck.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI