Suara.com - Siapa yang suka makan gingerbread? Gingerbread alia roti jahe menjadi suguhan populer saat Natal, yang memiliki berbagai jenis bentuk.
Tahukah Anda, bahwa kue yang satu ini pertama kali muncul di Eropa tengah pada Abad Pertengahan? Kue ini terbuat dari gula dan juga rempah-rempah yang dibawa dari Timur Tengah oleh tentara saat kembali dari Perang Salib.
Sejarah Kue Gingerbread
Sebagaimana dikutip dari buku Making Gingerbread Houses, resep pertama gingerbread muncul dari Yunani ribuan tahun. Resep tersebut diperkirakan sudah ada 2.400 Sebelum Masehi. Mulanya, gingerbread merujuk rasanya dari sari jahe, hingga maknanya bergeser menjadi campuran makanan yang dibuat dengan madu dan rempah. Setelah dibuat di Eropa, lantas kue gingerbread merujuk roti rempah.
Baca Juga: Hanya Dikukus, Resep Kue Natal Ini Mudah dan Dijamin Lezat!
Dahulu, kue gingerbread pertama kali dibuat orang-orang di Yunani kuno dan Mesir untuk tujuan seremonial. Di Eropa, diketahui bahwa resep gingerbread berkembang sejak abad ke-11. Di Cina, masyarakatnya mulai membudidayakan akar jahe pada abad pertengahan, dan petualang dari Venesia, Marco Polo sering membawa rempah itu ke Timur Tengah hingga Eropa, di mana di Eropa, rempah jahe ini termasuk langka.
Gingerbread kemudian mulai banyak dibuat di Inggris pada abad ke-16. Pada saat itu, gingerbread dibuat menyerupai binatang atau berbagai tokoh legenda berbentuk manusia. Saat itu dipengaruhi oleh permintaan Ratu Elizabeth I untuk memenuhi keinginannya mengonsumsi makanan manis, di mana Ratu Elizabeth I meminta bantuan pembuat roti untuk membuat kue jahe mirip dengan para pejabat.
Pada abad ke-18, Ratu Victoria dan juga Pangeran Albert menjadi pasangan yang mempopulerkan pohon Natal, serta memasukkan kue jahe ke dalam perayaannya. Biasanya kue jahe digunakan juga untuk menghiasi pohon Natal keluarga.
Lambat laun, pengaruh kue jahe semakin dikenal, khususnya di negara Inggris dan Jerman. Budaya itu juga sampai ke Amerika. Seiring waktu, roti jahe atau kue jahe semakin berkembang hingga dikenal di seluruh dunia. Bahkan, tidak hanya saat Natal, namun juga dijual untuk kudapan.
Apa makna dari kue gingerbread di momen Natal?
Baca Juga: 6 Kegiatan Malam Natal Bersama Keluarga dari Berbagi Hadiah hingga Membuat Kue
Perayaan Natal yang jatuh pada tanggal 25 Desember masuk dalam musim dingin alias musim salju, sehingga suhu udara sangat dingin di negara-negara Eropa dan sekitarnya. Berhubung kue kering ini memiliki campuran jahe di dalamnya dan bisa menghangatkan badan, maka orang-orang Eropa banyak yang menyajikan kue gingerbread saat perayaan Natal. Hal ini kemudian terus berlanjut selama bertahun-tahun dan lama-kelamaan menjadi tradisi.
Ternyata, kue gingerbread ini tadinya tidak berbentuk seperti boneka orang, akan tetapi berbentuk bunga, burung, serta ukiran lainnya. Hingga pada abad ke-16 di Jerman, kue ini mulai dibuat dengan aneka bentuk lainnya seperti bentuk boneka, sinterklas, serta pohon dengan aneka hiasan icing sugar yang berwarna putih, merah, dan hijau yang sangat identik dengan warna Natal.
Kue gingerbread biasa disantap dengan minuman hangat khas Natal seperti eggnog, glogg, wassail, hingga gluhwein.
Sekarang sudah tahu kan, kenapa kue gingerbread sangat identik dengan momen perayaan Natal?
Kontributor : Rishna Maulina Pratama