Suara.com - Publik tentu masih teringat dengan sosok Try Sutrisno, yakni salah satu mantan wakil presiden yang mendampingi mendiang Soeharto pada tahun jabatan periode 1993–1998.
Dahulu, Try Sutrisno banyak berkiprah di dunia militer dan politik hingga berkesempatan menjadi wakil presiden ke-6 Republik Indonesia. Namun kini, Try Sutrisno telah memasuki usianya yang senja dan terbaring sakit di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.
Adapun sosok Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo Subianto kemarin mengunjungi Try Sutrisno pada Rabu (21/12/2022).
"Menjenguk Wakil Presiden ke-6 Jenderan TNI (Purn.) Try Sutrisno di RSPAD," tulis Prabowo di keterangan unggahan akun instagram pribadinya @Prabowo seperti dikutip Suara.com, Kamis.
Baca Juga: Kabar Meninggal Ternyata Hoaks, Begini Kondisi Mantan Wapres Tri Sutrino di RSPAD
Profil Try Sutrisno: Perwira Tinggi TNI kelahiran Surabaya
Try Sutrisno lahir di kota Pahlawan alias Surabaya, Jawa Timur pada 15 November 1935.
Ia lahir di tengah keluarga sederhana, yakni sang ayah adalah sopir ambulans, dan ibunya Mardiyah adalah seorang ibu rumah tangga.
Keluarganya terpaksa harus pindah dari Surabaya ke Mojokerto saat Belanda tengah melancarkan Agresi Militer demi mengembalikan Indonesia sebagai koloni mereka.
Momen tersebut menjadi detik Try mulai terekspos ke dunia militer dan memutuskan untuk bergabung dengan Batalyon Poncowati pada usia 13 tahun meski hanya dipekerjakan sebagai pengantar informasi alias kurir.
Baca Juga: Tepis Kabar Mantan Wapres Try Sutrisno Wafat, Eks Sekjen PKPI Beberkan Kondisi Kesehatan Terkini
Karier di militer
Try kemudian memutuskan untuk belajar di ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat) usai rampung SMA. Nahasnya, ia sempat gagal saat tes fisik, namun sosok Mayor Jenderal GPH Djatikusumo berhasil dibuat kagum oleh Try dan menerimanya di jajaran ATEKAD.
Try mulai merasakan dunia militer sesungguhnya saat terjun langsum menumpas kelompok separatis, PRRI pada tahun 1957 yang berusaha mendirikan pemerintahan sendiri di luar pemerintahan Presiden Soekarno.
Jabatan Try di TNI hingga jadi Panglima
Try telah melalang buana dan menempati berbagai posisi penting di TNI, salah satunya Kepala Staf di KODAM XVI/Udayana yang ia jabat pada 1978. Ia juga sempat menjabat Panglima KODAM IV/Sriwijaya pada setahun setelahnya.
Presiden Soeharto juga memiliki kedekatan tersendiri dengan Try yang mempermudah kariernya memuncak.
Try sempat berhadapan langsung dengan Insiden Tanjung Priok saat menjadi Panglima KODAM V/Jaya.
Kariernya semakin apik saat menjabat Wakil KSAD dan KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat).
Jadi Wapres hingga akhir karier
Try kemudian dicalonkan sebagai wakil presiden oleh anggota MPR dari fraksi ABRI. Ia mendapat dukungan dari Partai Persatuan Pembangunan dan Partai Demokrasi Indonesia.
Menariknya, pihak Golkar membutuhkan waktu yang lama agar menerima sosok Try, bahkan Soeharto sempat naik pitam saat merasa dilangkahi oleh ABRI.
Jabatan Try berakhir bersamaan dengan runtuhnya Orde Baru pada 1998.
Masa tua dan jatuh sakit
Try yang dahulu banyak melalang buana di ABRI/TNI kini terbaring sakit.
Bahkan sempat beredar berita palsu atau hoaks yang menyatakan dirinya meninggal dunia. Kabar tersebut sontak ditepis oleh eks Sekretaris Jenderal atau Sekjen PKPI Verry Surya Hendrawan.
"Berita hoaks yang beredar tentang pak Try Soetrisno tidak benar," kata Verry dalam keterangan tertulisnya, Rabu (21/12/2022).
Meski terbaring di kasur, Try kini mulai membaik dan dapat berkomunikasi saat dilawat oleh Prabowo dan jajarannya.
"Beliau dalam kondisi baik dan mengobrol banyak hal. Alhamdulillah kondisi Pak Try Soetrisno semakin baik," ungkap Verry.
Kontributor : Armand Ilham