"Padahal aslinya jujur ya ibu?" tanya Kuat Maruf.
"Kami tidak bilang bohong ya pak ya. Tapi tidak ada indikasi manipulatif," jawab Reni.
Sebagai informasi, Ahli Psikologi dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia tersebut mengungkapkan bahwa Kuat mempunyai kecerdasan yang tergolong dibawah rata-rata dibandingkan dengan orang yang seusianya.
"Kuat Maruf kecerdasannya tergolong di bawah rata-rata dibanding dengan orang seusianya. Jadi bapak Kuat Maruf lebih lambat dalam memahami informasi. Saya harus menyampaikan ya Pak, mohon maaf. Izin Pak Kuat," kata Reni.
Reni menjelaskan bahwa Kuat dinilai lambat dalam memahami informasi dan menyesuaikan diri dari tuntutan lingkungan. Kendati demikian, ajudan Sambo itu dinilai memiliki kemampuan untuk menilai lingkungan sekitarnya.
"Jadi (Kuat) lebih lambat memahami informasi dan menyesuaikkan diri dari tuntutan lingkungan, tetapi memiliki potensi untuk memahami keadaan di lingkungan sekitarnya melalui nilai-nilai moral yang dia yakini, dan melalui kebiasaan yang dia alami seperti itu," lanjutnya.
"Jadi pada bapak Kuat Maruf ini tidak dapat disugesti, kepatuhannya tinggi, tetapi tidak mudah disugesti. Dan dari hasil kepura-puraan tidak didapatkan kepura-puraan," pungkasnya.
Tangis Putri Karena Dipaksa Sambo Akui Pelecehan
Di sisi lain, terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir J lainnya, Putri Candrawathi mengaku dipaksa sang suami, Ferdy Sambo, untuk membuat laporan soal dugaan pelecehan seksual.
Baca Juga: Bikin Geger, Adik Thariq Halilintar Komentari Unggahan Putri Delina, Pertanda Apa Nih?
"Saudara Saksi, Saudara Saksi tadi menyampaikan pada saat Saudara Saksi membuat laporan mengenai pelecehan itu disuruh dan dipaksa oleh suami Saudara Saksi, betul?" tanya tim kuasa hukum Eliezer, Stella Masengi dalam persidangan.