Suara.com - Beberapa waktu belakangan banyak yang memprotes sepak terjang Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, karena dianggap berusaha menghapus jejak kinerja Anies Baswedan di Ibu Kota.
Asumsi ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satunya datang dari Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PSI, Anthony Winza Prabowo.
Lewat video yang ditayangkan di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Anthony menilai tidak ada upaya Heru Budi untuk menghapus jejak kinerja Anies.
"Lagipula tidak ada larangan buat menghapus jejak. Kalau memang ada yang lebih baik, pasti rekam jejak yang lebih baik menghapus rekam jejak yang lebih buruk," ucap Anthony, dikutip pada Kamis (22/12/2022).
Menurut Anthony, tidak ada yang salah bila pada akhirnya publik mencari yang lebih baik, bahkan terbaik, di antara kedua pihak. Namun Anthony juga menilai Anies dan Heru Budi sebenarnya tidak apple to apple untuk dibandingkan.
"Sebenarnya saya juga salah kalau membandingkan, Pak Anies dengan (PJ Gubernur) yang sekarang itu tidak apple to apple. Karena ya ada lagunya, 'Ojo dibanding-bandingke, yo mesti kalah'," ungkap Anthony.
Anthony lantas membeberkan sejumlah catatannya untuk mengoreksi kepemimpinan Anies selama di Ibu Kota. "Ini penafsiran saya sebagai anggota DPRD, bekerja sama dengan Pak Anies, saya berhak menilai," katanya.
Menurutnya Anies lebih lancar dalam menyampaikan narasi daripada mengeksekusinya. "Kecepatan beliau dalam mengeluarkan kata-kata, itu tidak berbanding lurus dengan kecepatan beliau dalam mengeksekusi tata kota. Jauh," tegasnya.
Anthony lantas mencontohkan Anies yang disebut mengeluarkan Instruksi Gubernur yang mendesak Sekretaris Daerah untuk menyelesaikan dan bertanggung jawab terhadap berbagai program kerja strategis jelang akhir masa kepemimpinannya.
Baca Juga: Mau Rayakan Malam Tahun Baru di Car Free Night Sudirman-Thamrin? Ini Daftar 40 Lokasi Parkirnya
"Saya sebagai anggota DPRD, saya melihat, saya tidak butuh kata-kata. Eksekutif adalah eksekutor, eksekutor bukan kata-kata, bukan parameternya sebagai jubir. Jubir indikator kesuksesan kinerjanya adalah tata kata," kritik Anthony.
"Ketika beliau menjadi eksekutif daerah, eksekusi. Kata-katanya saja 'ekse', eksekusi, mana eksekusinya? Jangan sibuk narasi, narasi, narasi. Begitu karyanya di ujung 2021 bikin Ingub, Sekda tanggung jawab beresin semua," pungkasnya.