Ngaku Dilecehkan, Ahli Ungkap Putri Candrawathi Berpotensi Alami Tonic Immobility, Apa Itu?

Kamis, 22 Desember 2022 | 08:25 WIB
Ngaku Dilecehkan, Ahli Ungkap Putri Candrawathi Berpotensi Alami Tonic Immobility, Apa Itu?
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Selasa (29/11/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Persidangan kasus pembunuhan Brigadir J terus berlangsung dengan menghadirkan sejumlah ahli sebagai saksi di PN Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).

Ahli psikologi forensik, Reni Kusumowardhani mengungkapkan bahwa terdakwa Putri Candrawathi berpotensi mengalami tonic immobility saat terjadi kekerasan seksual.

"Tonic immobility ini satu respons dimana seseorang dalam situasi menegangkan, menakutkan, justru responsnya tidak melakukan apa-apa. Tidak berteriak, tidak lari, tidak melawan, itu adalah tonic immobility," jelas Reni menjawab pertanyaan dari kuasa hukum Putri Candrawathi dikutip dari siaran KOMPAS TV, Kamis (22/12/2022).

Dijelaskan Reni, kondisi tersebut terjadi karena situasi yang mengagetkan dan ketidaksiapan korban menghadapi situasi mengagetkan tersebut.

Baca Juga: Kembali Disidang Hari Ini, Kepribadian Ferdy Sambo Dan Putri Candrawathi Disebut Saling Melengkapi

Lebih lanjut, Reni menerangkan bahwa ada kepribadian tertentu yang mengarah ke tonic immobility yang lebih kuat dibandingkan kepribadian yang lain, seperti Putri Candrawathi yang berpotensi kuat mengalami kondisi yang disebutkan olehnya.

"Kepribadian Ibu PC ini memang berpotensi kuat untuk terjadi immobility saat terjadinya kekerasan seksual, berelasi dengan tipologi kepribadiannya. Merespons rasa takut, merespons rasa malu itu membuat tidak bisa melakukan apa-apa," lanjutnya.

Reni kemudian menganalogikan ketika seseorang yang penakut berjalan di jalanan yang sepi memilih untuk tidak lari saat ada suara-suara tertentu karena memang tidak bisa melakukan apa-apa selain berhenti.

Tak hanya itu, Reni juga menjelaskan bahwa bekunya seseorang itu bisa menjadi mode untuk bertahan.

"Respons itu ada yang flight, fight, dan freeze. Ini (PC) termasuk yang freeze. Response survival," kata dia.

Baca Juga: Bantah Kesaksian Dua Ahli Pidana di Sidang Yosua, Ferdy Sambo: Tak Objektif! Pasti Sesuai Keinginan Penyidik

Ahli Psikologi Ungkap 3 Faktor Putri Candrawathi Masih Temui Brigadir J

Sebelumnya, ahli psikologi forensik, Reni Kusumowardhani mengungkap alasan Putri Candrawathi masih menemui Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat setelah dituduh melakukan pelecehan terhadap majikannya di Magelang pada 7 Juli 2022.

"Pertama adalah ekspresi, jadi di sini mengekspresikan kemarahannya. Kedua kontrol, dikontrol ini satu penekanan dan ini berelasi pada ciri-ciri kepribadian tertentu yang internalizing tadi. Jadi menekan rasa marahnya, menekan rasa takutnya, menekan rasa malunya meskipun itu ada tapi dikontrol," kata Reni di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (21/12/2022).

"Ketiga adalah shock disbelief, menjadi sulit berkonsultasi dan sulit mengambil keputusan," sambungnya.

Dijelaskan Reni, Putri juga merupakan pribadi yang mampu mengontrol emosinya. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk pertahanan diri.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI