Suara.com - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar Badan Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) bisa memprioritaskan urusan sampah yang tidak pernah kunjung selesai. Ia merasakan kalau penyelesaian urusan sampah itu hanya sekedar wacana.
Hal tersebut disampaikan Jokowi karena mengalaminya sejak menjadi Wali Kota Solo. Jokowi bercerita kala itu, banyak rencana yang disampaikan kepadanya untuk mengatasi permasalahan sampah. Mulai dari alat hingga tipping fee dibicarakan untuk pengelolaan sampah.
Namun, menurut Jokowi, rencananya itu tidak pernah terealisasi.
"Di Solo belum, sudah saya mulai awal dulu, sejak 20 tahun sudah kita mulai lalu sampai sekarang belum beres. Saya nggak tahu apakah sudah ada yang jadi," kata Jokowi saat berpidato dalam acara pembukaan Rakernas BPDLH yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (21/12/2022).
Kondisi serupa juga kembali dialami Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Awalnya pengolahan sampah ibu kota itu direncanakan dikerjakan di wilayah Sunter.
Namun lagi-lagi, niatan itu hanya sekedar wacana semata.
Jokowi tidak yakin kalau misalkan rencana itu terealisasi akan dimulai pada 2023. Sebab, berdasarkan pengalaman yang ada, niatan itu tidak pernah terwujud.
"2023 hati-hati bisa mundur lagi, kalau sudah pak, saya senang, tapi kalau 2023 saya masih sangsi, bukan karena pak Heru tapi emang sejak dulu begitu emang," tuturnya.
Dengan adanya anggaran, Jokowi berharap BPDLH bisa mulai fokus untuk menuntaskan urusan sampah supaya tidak mengganggu sungai, laut atau menjadi kotoran sebuah kota.
Baca Juga: Alasan Jokowi Beri Subsidi Rp80 Juta untuk Pembelian Mobil Listrik Baru
"Mau pakai sistem apapun silahkan, (tapi) selesai gitu loh."