Suara.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Arifin mengklarifikasi hitungan nilai asetnya yang tercantum di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Ia menyebutkan bahwa hitungan di LHKPN itu terlalu tinggi.
Menurutnya, hitungan nilai aset yang terlalu tinggi itu membuat dirinya masuk dalam jajaran pejabat Pemprov DKI Jakarta terkaya dengan total harta mencapai Rp24,5 miliar sesuai dengan LHKPN 2021.
Arifin mengklaim bahwa data di LHKPN yang diinput olehnya itu merupakan hasil perolehan sejak 15 hingga 20 tahun lalu.
“Semua data LHKPN yang saya input adalah hasil perolehan sejak 15 hingga 20 tahun yang lalu dengan harga yang masih terjangkau saat itu,” kata Arifin di Jakarta, Rabu (21/12/2022).
Harta kekayaan itu diperoleh Arifin saat dirinya menjabat sejumlah posisi, di antaranya Lurah Duri Utara (Jakarta Barat) pada 1999, Camat Taman Sari (Jakarta Barat) pada 2004 hingga Wakil Wali Kota Jakarta Pusat pada 2015 lalu.
“Artinya apa yang saya miliki jauh sebelum saya menjabat sebagai Kepala Satpol PP DKI. Jika dikonversi dengan harga saat ini maka nilai harga tanah tersebut menjadi berbeda karena harga tanah yang meningkat setiap tahunnya,” katanya.
Lantaran harta kekayaannya cukup menghebohkan, ia mengaku akan melakukan perbaikan dan validasi ulang di LHKPN.
"Semua yang saya input, dapat dipertanggungjawabkan asal-usulnya,” kata Arifin.
Berdasarkan data LHKPN KPK secara elektronik (eLHKPN), Arifin mencatatkan harta kekayaan pada 2020 mencapai total Rp24,2 miliar.
Baca Juga: Kepala Satpol PP DKI Jakarta Punya Harta Rp 24 Miliar, Emang Gajinya Berapa?
Dalam laporan itu, Arifin memiliki dua bidang tanah dan tujuh bidang tanah serta bangunan yang tersebar di Tangerang, Jakarta Barat dan Jakarta Timur dengan nilai aset mencapai Rp23,7 miliar.