"Januari 2020 itu saya pasangkan implant dan temporary dental crown," kata drg Syamsiar kepada Hellena Souisa, jurnalis ABC Indonesia.
"Harusnya dia kembali lagi ke Bali 5 – 6 bulan setelahnya, tapi karena pandemi, dia enggak bisa terbang ke sini."
Drg Syamsiar mengatakan kedatangan Niamh akhir November lalu adalah untuk menyelesaikan perawatan yang sudah dimulai sejak dua tahun lalu.
"Dia pertama datang pada 28 November jam satu siang untuk mencetak gigi dan scaling, setelah itu dia pulang."
"Karena dia bilang akan pulang tanggal 2 Desember, jadi kami janjian tanggal 1 Desember jam 2 siang untuk dia kembali … saya janjikan gigi dan crown-nya sudah siap."
Drg Syamsiar menceritakan Niamh memenuhi janjinya datang lagi ke kliniknya sesuai jadwal untuk menyelesaikan pengerjaan dan perawatan giginya.
Ia mengatakan tidak ada obat-obatan apa pun yang diberikan kepada Niamh saat itu.
"Enggak ada minum obat, enggak ada suntikan, … tidak ada tindakan operasi yang berpotensi menimbulkan alergi atau keracunan, atau yang lain … jadi saya rasa tidak ada kemungkinan kejadian [kematian] ini dari [perawatan di] klinik kami."
Tapi drg Syamsiar selalu ingat permintaan terakhir Niamh sebelum meninggalkan klinik.
"Dia bilang: 'boleh enggak saya peluk kamu? Mungkin saya tidak akan kembali lagi' ... jadi ya saya peluklah dia," kata Syamsiar.