Suara.com - Berdasarkan sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, akhirnya terungkap alasan di balik perpindahan otak Brigadir J ke perut. Ini karena adanya proses embalming oleh tim forensik. Apa maksudnya?
Sebelum itu, hal tersebut dijelaskan oleh lima orang yang dihadirkan sebagai saksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dalam sidang Senin (19/12/2022). Mereka adalah ahli forensik, digital forensik dan Indonesia Automatic Fingerprint Indentification System (Inafis dan kriminologi).
Apa Itu Embalming?
Embalming atau yang juga dikenal dengan nama pembalseman merupakan salah satu metode perawatan mayat. Tujuannya sendiri untuk membuat jenazah terlihat layak di hadapan publik. Seringkali, langkah ini dipakai sebagai keperluan medis.
Prosesnya sendiri diawali dengan pengambilan organ-organ tubuh. Kemudian, dilanjutkan dengan meluruhkan seluruh pembuluh darah dan mengambil darah dari jaringan.
Jenazah diletakkan di bak kaca yang penuh dengan zat pembalsem. Lalu, ditutup dan diselimuti dengan kain putih hingga air sel di dalam tubuh diganti dengan cairan itu. Metode ini memakan waktu sekitar enam bulan.
Adapun embalming sudah dikenal sebagai praktik yang sangat lama sejak Mesir Kuno dan sempat dilakukan oleh beberapa kalangan penduduk asli Amerika Selatan. Sejumlah tokoh yang menjalani proses ini antara lain Lenin dan Perón.
Proses Embalming
Menyadur dari laman Nina Nelson Books, proses lengkap embalming adalah diawali dengan badan diletakkan di atas meja porselin. Ini dilakukan agar prosedur pembalseman dapat berjalan lancar sesuai kendali.
Baca Juga: Sampai Nangis di Depan Hakim, Cerita Pemerkosaan Putri Candrawathi Ternyata Cuma Hafalan?
Lalu, seluruh bagian tubuh akan dibasuh menggunakan sabun anti-kuman yang juga mengandung bahan penghilang bau, Tendon dan otot dipotong untuk memberi kelonggaran kepada si jenazah.
Selanjutnya, letakkan dengan posisi yang diinginkan di dalam peti. Untuk embalming bagian arteri, cairan yang mengandung larutan formalin dan pewarna akan disuntikkan. Dalam proses ini, ada juga penggunaan alat yang disebut "trocar".
Alat ini akan dihubungkan melalui selang, lalu dimasukkan ke tulang rusuk kiri bawah. Sementara untuk menembusi organ rongga toraks serta perut diperlukan menghisap cairan, gas, dan bagian organ yang dibuang.
Setelah proses itu selesai, rongga diisi dengan cairan pembalsam untuk menunda kerusakan organik. Nah, rongga akan ditutup dengan alat trocar. Untuk bagian kemaluan wanita, nantinya ditutup dengan objek yang diisi serbuk pengedap.
Pada pria, kapas yang dilapisi serbuk digunakan untuk menutupi uretra. Lalu di bagian wajah, kapas itu dipakai di hidung dan bulu mata. Sementara di mulut, akan diletakkan bukal (sisi pipi dari gigi bagian belakang).
Terakhir, bagi wanita, akan dipakaikan baju, rambutnya diatur, sesuai dengan kondisi jenazah saat masih hidup. Untuk pria juga sama, namun ditambah pengecetan kuku untuk menunjukkan penampilan semula.
Perpindahan Otak Brigadir J ke Perut
Perpindahan otak itu rupanya dilakukan oleh Ahli Forensik dan Medikolegal, Farah Primadani Karouw di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Proses tersebut dilakukan saat autopsi pertama, yaknk di hari di hari di mana Brigadir J dilaporkan tewas, 8 Juli 2022.
Mereka memang sengaja memindahkan otak Brigadir J karena tindakan itu sudah sesuai dengan prosedur standar operasi atau SOP. Sementara tujuannya agar tim dokter dapat melakukan embalming.
"Pada saat itu pengembalian itu masuk intinya ke dalam rongga tubuh karena akan dilakukan proses tindakan embalming pascaautopsi, sehingga untuk memaksimalkan embalming itu kami rendam ke dalam formalin, lalu kami masukan ke dalam rongga perutnya," jelas Farah.
"Itu SOP kami semua organ yang sudah diperiksa itu kami masukkan ke dalam rongga tubuh. Diambil ataupun ditinggalkan di luar rongga tubuh," imbuhnya.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti