Suara.com - Salah satu terdakwa pembunuhan terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat, yaitu Ferdy Sambo, disebut sebagai sosok yang memiliki sifat tempramen. Hal ini terlihat dari beberapa momen dan cerita sejumlah pihak di persidangan kasus Brigadir J.
Pakar Mikro Ekspresi Monica Kumalasari pun menyebut Ferdy Sambo dinilai masih memiliki kemarahan, termasuk saat meminta maaf. Tak hanya itu, Sambo bahkan terlihat malah menyalahkan institusi.
"Ketika mengatakan permohonan maaf, tetapi masih ada mikro ekpresi kemarahan yang disampaikan, yang terlihat dari bibir," ungkap Monica dikutip Suara.com dari tayangan KOMPAS TV, Minggu (18/12/2022).
Sikap tempramen Ferdy Sambo memang terlihat dari sejumlah momen dan kesaksian para mantan anak buahnya. Berikut deretannya, mulai dari marah saat tak diberi tahu adanya olah TKP hingga meminta Richard Eliezer atau Bharada E dipecat.
Baca Juga: Dua Ahli Batal Bersaksi di Sidang Kasus Sambo Dkk Hari Ini, Jaksa Hadirkan Saksi Lain, Siapa?
Marah saat Tak Diberi Tahu Laporan Olah TKP
Mantan PS Kasubbagaudit Baggaketika Propam Kompol Chuck Putranto mengatakan Ferdy Sambo sempat marah karena tak diberi tahu soal olah tempat kejadian perkara (TKP) di rumah Duren Tiga.
Momen itu diceritakan Chuck saat bersaksi dalam persidangan obstruction of justice dengan terdakwa eks Kaden A Paminal Agus Nurpatria dan eks Karo Provos Hendra Kurniawan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, (15/12/2022).
Chuck menuturkan jika Sambo memarahinya lewat telepon karena menyerahkan DVR CCTV kompleks Polri Duren Tiga ke Polres Jakarta Selatan dan tidak melaporkan adanya olah TKP di sana, yang mana digelar oleh Bareskrim pada 12 Juli 2022.
"(Sambo) Marah karena saat itu dilakukan olah TKP tapi tidak dilaporkan ke beliau yang punya rumah intinya itu," ujar Chuck.
Baca Juga: Terungkap, Alasan di Balik Otak Brigadir J dari Kepala Dipindah ke Perut
Chuck mengaku takut setelah dimarahi Sambo. Ia lantas menceritakan hal tersebut ke Baiquni.
"Jadi saksi sampaikan ke Baiquni saya takut, ke Baiquni tadi?" tanya jaksa.
"Iya takut," ungkap Chuck.
Tanya 'ada yang mau ditembak lagi?'
Terdakwa lainnya, Kuat Ma'ruf mengaku sampai ketakutan karena melihat gelagat Sambo di hari pembunuhan Yosua. Dalam kesempatan berbeda, ia bahkan pernah menjelaskan rasa takutnya dengan gemetar di area lutut kaki.
Berdasarkan persidangan Selasa (13/12/2022), setelah berada di dalam rumah bersama Yosua dan Ricky Rizal, Kuat bersaksi Sambo langsung marah-marah. Sambo menyebut Brigadir J sebagai sosok yang kurang ajar dan tega kepada keluarganya.
"Terus Yosua (jawab) 'Apa? Apa?' kalau nggak salah bahasanya seperti itu, terus Bapak teriak 'Hajar Chad! Hajar Chad!' ditembak langsung Yosua. Setelah ditembak, nggak tahu berapa kali tembakan, Yosua jatuh telungkup," kata Kuat.
Saat itu, gelagat Ferdy Sambo membuat Kuat takut. Sebab, setelah Brigadir J jatuh, ia melihat Sambo langsung menoleh ke belakang dengan tatapan marah sebelum mengambil senjata dari tubuh Yosua. Sambo, lanjutnya, bertanya apakah ada lagi yang mau ditembak.
"Setelah itu Bapak, yang tadi saya bilang, nengok ke belakang gitu kayak... 'Lho, lho, lho, siapa lagi yang mau ditembak?' Saya sempat ketakutan pada waktu itu," ujar Kuat.
Momen Chuck Lihat Yosua Masih Hidup
Pada hari Selasa (12/7/2022) pukul 20.30 WIB, Chuck yang dimarahi Sambo mengontak Kasubbagriksa Baggaketika Rowabprof Divisi Propam Polri, Baiquni Wibowo untuk menyalin dan melihat isi dari DVR CCTV. Hal ini diungkap dalam sidang Rabu (19/10/2022).
Baiquni yang sempat ragu karena perintah itu melawan hukum, menyalin isi rekaman ke sebuah laptop yang dihubungkan dengan kabel HDMI. Adapun datanya kemudian ditunjukkan kepada Chuck pada Rabu (13/7/2022) sekitar pukul 02.00 WIB.
Chuck kemudian melapor ke Arif Rahman yang kebetulan berada di rumah dinas Ferdy Sambo. Mereka bersama Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Ridwan Soplanit menonton rekaman CCTV itu.
Chuck menyadari Yosua masih hidup. Baiquni kemudian memutar ulang rekaman tersebut di menit 17.07 sampai 17.11 dan mendapati Yosua berjalan di rumah dinas Sambo. Merasa ketakutan, Arif langsung menelepon Hendra Kurniawan.
Ngamuk Begitu Tahu Richard Dicecar Penyidik
AKP Rifaizal Samual dan jajaran tim penyidik juga sempat diamuk oleh Sambo saat melakukan olah TKP di rumah Duren Tiga. Samual menyampaikannya saat bersaksi dalam sidang Kamis (3/11/2022).
Samual mengaku bahwa dirinya dan tim penyidik dimarahi Sambo karena mencecar Richard. Sambo disebutnya tidak terima jika mantan ajudannya itu diinterogasi berlebihan demi mengaku telah benar-benar menembak Yosua.
"Kamu bisa gak nanyanya jangan kenceng-kenceng sama Richard, dia sudah bela keluarga saya," ucap Samual menirukan amukan Sambo.
"'Kalau kamu nanyanya begitu, dia baru mengalami peristiwa membuat psikologisnya terganggu. Bisa ya?' Siap bisa jenderal," imbuh Samual.
Ngamuk Jika Mobilnya Berjalan Dekat Motor
Richard Eliezer mengungkapkan karakter Ferdy Sambo yang kerap marah di dalam mobil apabila sedang menempuh perjalanan. Kemarahan itu muncul jika ada sepeda motor yang berdekatan dengan mobilnya.
"Kalau ada pas ada di jalan terus ada motor yang ke arah mendekati mobil biasanya beliau agak marah," ucap Richard di ruang utama PN Jaksel, Rabu (30/11/2022).
Richard kembali menjelaskan bahwa Ferdy Sambo akan marah jika mobilnya terlalu berdekatan dengan motor lantaran takut menabrak. Ia kemudian mengaku pernah dimarahi karena melakukan hal tersebut.
Tampak Kesal dengan Putri
Sebuah potongan video di persidangan yang menampakkan soal gelang, ekspresi Ferdy Sambo menjadi sorotan publik. Unggahan ini diperoleh dari akun TikTok @flamboyan075, yang menyebut Sambo terlihat marah dengan istrinya.
Ferdy Sambo berdiri di depan Putri Candrawathi, berbicara sesuatu kemudian berbalik dengan wajah yang kesal. Dalam video dari unggahan akun TikTok tersebut tertulis "Dia memang marah di sini tapi entah apa".
Adapun momen ini terjadi saat kuasa hukum Richard Eliezer, Ronny Talapessy menunjukkan bukti bahwa gelang seseorang yang memberi uang setelah Yosua tewas mirip seperti milik Putri Candrawathi.
Tampak tidak terima, Putri langsung menyangkal. Ia mengaku bahwa gelang seperti itu sudah lama tak digunakan. Ia menyebut waktu pemakaian terakhirnya sekitar satu tahun yang lalu.
Minta Richard Dipecat
Ferdy Sambo sempat meminta Richard seharusnya dikenakan sanksi Pemberhentian Tidak dengan Hormat (PTDH) dari Polri. Sebab, menurut Sambo, Bharada E merupakan penembak Yosua. Ia merasa tidak adil karena hanya dirinya yang dipecat.
"Bharada E harusnya dipecat," kata Sambo di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (6/12/2022).
"Karena dia yang nembak, kan? Jangan hanya saya (PTDH)," jelas Sambo.
Rekomendasi video yang bisa Anda saksikan:
Kontributor : Xandra Junia Indriasti