Anies Baswedan Buka-bukaan Alasan Koalisi Perubahan Gagal Deklarasi, Demi Tambah Partai Anggota?

Selasa, 20 Desember 2022 | 11:23 WIB
Anies Baswedan Buka-bukaan Alasan Koalisi Perubahan Gagal Deklarasi, Demi Tambah Partai Anggota?
Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan di depan Ruang Sasana Bhakti Praja, Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (17/10/2022). [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bakal Calon Presiden 2024 dari Partai NasDem, Anies Baswedan, terus menyampaikan pentingnya menyeimbangkan antara visi-misi dan rekam jejak.

Namun semua ini rasanya tidak akan berarti apabila Koalisi Perubahan yang digadang-gadang mengusungnya gagal terbentuk. Koalisi ini sendiri sedianya dibentuk Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat.

Pembentukan koalisinya juga sempat menjadi buah bibir. Sebab kabarnya Koalisi Perubahan akan dideklarasikan pada 10 November 2022, tetapi pada akhirnya gagal terlaksana dan memicu dugaan sudah karam sebelum berlayar.

Bacapres Anies Baswedan saat melakukan pertemuan dengan sejumlah petinggi partai politik. (Suara.com/Arga)
Bacapres Anies Baswedan saat melakukan pertemuan dengan sejumlah petinggi partai politik. (Suara.com/Arga)

Namun benarkah faktanya seperti itu? Dilihat di kanal YouTube Official NET News, Anies akhirnya mengungkap gamblang penyebab Koalisi Perubahan batal deklarasi.

Baca Juga: Anies Baswedan Kenang Momen Jadi Gubernur, Akui Tetap di Jakarta Walau Elektabilitas Tinggi, Sindir Siapa?

Benarkah Koalisi Perubahan batal deklarasi karena potensi bergabungnya partai politik lain?

"Percakapan itu terjadi dengan begitu banyak pihak. Tetapi yang sekarang bekerja bersama, membahas bersama, dan serius menjalani ya tiga ini," ujar Anies, dikutip pada Selasa (20/12/2022).

"NasDem, Demokrat, PKS. Jadi sudah berjalan bersama-sama. Kita kerjakan saja yang memang sudah berjalan bersama-sama," sambungnya.

Namun Anies masih mengeles ketika ditanya perihal kesamaan persepsi dan pandangan ketiga partai.

Bakal calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan, bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan sejumlah elite Nasdem hingga PKS di kediamannya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa (25/10/2022). [Foto ist/ IG @aniesbaswedan]
Bakal calon presiden dari Partai NasDem, Anies Baswedan, bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan sejumlah elite Nasdem hingga PKS di kediamannya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Selasa (25/10/2022). [Foto ist/ IG @aniesbaswedan]

"Bisa dibilang punya kesamaan dalam begitu banyak hal, tapi selama belum diresmikan saya juga tidak mungkin mendahului," ujar mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca Juga: Anies Baswedan Disebut Jadi Capres Favorit PKS, Prabowo Harus Legowo

Anies sendiri juga menolak menyebut koalisinya terkendala untuk dideklarasikan. Pasalnya saat ini Anies menghormati prosedur yang harus dilakukan setiap partai, apalagi karena pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum baru dilakukan Oktober 2023.

"Yang bilang harus resmi sekarang siapa? Kan nggak ada juga. Setiap partai punya waktunya sendiri, karena memang tidak ada satu tanggal yang harus dilakukan," jelas Anies.

"Saat ini banyak yang mengomentari dengan imajinasinya sendiri. Imajinasinya deklarasi sekarang, karena tidak ada deklarasi dibilang ada masalah. Loh yang bilang mau deklarasi sekarang siapa?" imbuhnya.

Kolase foto Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Anies Baswedan dan Ahmad Heryawan (Aher). (Instagram/@agusyudhoyono ; Suara.com/Achmad Fauzi)
Kolase foto Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) serta Anies Baswedan dan Ahmad Heryawan (Aher). (Instagram/@agusyudhoyono ; Suara.com/Achmad Fauzi)

Anies juga meluruskan anggapan bahwa diskusi Koalisi Perubahan berjalan alot karena urusan Cawapres. Diketahui Anies santer diisukan "diperebutkan" oleh Partai Demokrat yang mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan PKS yang mendorong Ahmad Heryawan.

"Kalau di dalam percakapan proses bertiga partai ini, bukan itu yang menjadi bahasan utama. Jadi apa yang ditanyakan sehingga memberikan kesan kaya mandeg di urusan pasangan. Nggak juga," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI