Suara.com - Ahli digital forensik Adi Setya dihadirkan sebagai saksi di persidangan pembunuhan berencana Brigadir J pada Senin (19/12/2022).
Adi lantas mengungkap fakta menarik, yakni soal dibuatnya grup WhatsApp bernama Duren Tiga yang melibatkan kontak para terdakwa dan saksi pembunuhan berencana.
Seperti misalnya Richard Eliezer Pudihang Lumiu, Ricky Rizal Wibowo, Daden Miftahul Haq, hingga satpam Damianus.
Selain itu grup tersebut juga diisi dengan kontak atas nama Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Diryanto alias ART Kodir, Kuat Ma'ruf, serta kontak atas nama SMD.
Baca Juga: Tembakan di Kepala Mengenai Batang Otak Brigadir J, Ahli Forensik: Langsung Meninggal Seketika
Namun yang cukup mencuri perhatian adalah keberadaan kontak dengan nama Tuhan Yesus di sana. "Kontak WhatsApp atas nama Tuhan Yesus," ucap Adi, dikutip pada Selasa (20/12/2022).
Adi menyebut grup itu dibuat oleh Bripka RR pada 11 Juli 2022 atau tiga hari setelah Nofriansyah Yosua Hutabarat meninggal. "(Tapi) percakapannya di sini sudah tidak ada, Pak," kata Adi, merujuk pada riwayat obrolan di grup.
Keberadaan grup ini menarik perhatian sejumlah pihak, termasuk pengacara keluarga Brigadir J, Martin Lukas Simanjuntak. Dilihat dari tayangan Apa Kabar Indonesia Malam di kanal YouTube tvOneNews, Martin menduga kuat grup itu untuk keperluan obstruction of justice.
"Grup WA tersebut dibuat pasca peristiwa penembakan, pasti tidak ada hubungannya dengan perencanaan pembunuhan, karena baru dibuat setelah penembakan terjadi," ungkap Martin.
"Ini menurut saya ada hubungannya dalam hal obstruction of justice ya, karena diduga keras ada satu bangunan komunikasi yang diinisiasi oleh Ricky," sambungnya.
Menurut Martin, Jaksa Penuntut Umum (JPU) tengah berusaha menunjukkan peran aktif Bripka RR dalam pembunuhan berencana Brigadir J.
Pasalnya selama ini Bripka RR kerap digambarkan tidak terlibat aktif, bahkan Sambo sempat menyalahkan Bharada E karena menyeret ajudannya yang paling senior tersebut.
Namun, ada satu hal lain yang lebih menyita perhatian Martin, bahkan diakui sampai membuatnya tersinggung. Rupanya hal ini berkaitan dengan nama kontak Tuhan Yesus yang ada di dalam grup tersebut.
"Saya terus terang tersinggung juga melihat apa yang ada di persidangan. Saya tidak tahu HP itu tampilan dari siapa, dari anggota yang mana, karena di dalam grup WhatsApp ada kontak yang bernama Tuhan Yesus," jelas Martin.
"Ini di dalam ajaran kami, di dalam 10 Perintah Tuhan, itu tidak boleh menyebutkan nama Tuhan dengan sembarangan. Ini siapa orang kok berani sekali menggunakan nama Tuhan sebagai nickname?" imbuhnya.
Karena itulah Martin mendorong ahli psikologi forensik untuk menggali nomor ponsel dari kontak bernama Tuhan Yesus tersebut.
Bukan hanya itu, Martin juga menilai pihak Meta alias pengembang WhatsApp layak dihadirkan supaya bisa mengungkap riwayat obrolan di grup Duren Tiga yang sudah dihapus bersih tersebut.